Apa pesan yang dapat diperoleh dari permainan tradisional chipan

PADA dasarnya permainan tradisional yang diciptakan nenek moyang kita dahulu mempunyai banyak manfaat yang terkadang kita sendiri tidak menyadarinya.  Termasuk permainan Congklak.

Sempena puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2017 tingkat Kabupaten Bengkalis di lapangan Tugu, Kamis (24/8/2017) pagi tadi, sejumlah permainan tradisional ikut memeriahkan helat tersebut. Salah satunya Congklak atau Dakon.

Permainan Congklak yang dapat dijadikan sebagai media pembelaran bagi anak-anak, khususnya pembelajaran matematika.

Selain sebagai media pembelajaran, permainan Congklak atau Dakon ini ternyata mengandung filosofi yang begitu luar biasa. Mau tahu filosofi luar biasa dari permainan Congklak?

Berikut sedikit makna filosofis yang berhasil dihimpun Bagian Humas Sekretariat Bengkalis dari berbagai sumber.

Pada papan Congklak terdapat 7 lobang kecil yang berhadap-hadapan dan masing- masing berisi 7 biji Congklak. Angka 7 di sini dapat diartikan jumlah hari dalam satu minggu.

Begitu juga dengan jumlah biji Congklak yang kita isikan pada masing-masing lobang tersebut berjumlah 7 biji. Artinya, tiap orang mempunyai waktu yang sama dalam seminggu, yaitu 7 hari.

Kemudian, ketika biji Congklak diambil dari satu lobang, ia mengisi lobang yang lain, termasuk lobang pada lumbung (lobang besar/induk).

Pelajaran dari fase ini adalah setiap hari yang kita jalani, akan berpengaruh pada hari-hari kita selanjutnya, dan juga hari-hari orang lain.

Apa yang kita lakukan hari ini menentukan apa yang akan terjadi pada masa depan kita. Apa yang kita lakukan hari ini bisa jadi sangat bermakna bagi orang lain.

Ketika biji diambil, kemudian diambil lagi, juga berarti bahwa hidup itu harus memberi dan menerima. Tidak selalu mengambil, namun juga memberi, untuk keseimbangan hidup (take and give).

Biji diambil satu persatu, tidak dapat diambil sekaligus. Maksudnya, kita harus jujur untuk mengisi lobang pada papan Congklak kita. Kita harus jujur dalam mengisi hidup kita. Satu persatu, sedikit demi sedikit, asalkan jujur dan baik, itu lebih baik daripada banyak namun tidak jujur.

Satu persatu biji yang diisi juga bermakna bahwa kita harus menabung tiap hari untuk hari-hari berikutnya. Kita juga harus mempunyai tabungan, yaitu biji yang berada di lobang induk (lobang besar/lumbung).

Permainan Congklak atau Dakon ini mengajarkan, bahwa jika kita mempunyai rejeki, kita dapat membaginya untuk kebutuhan kita sendiri satu per satu (tidak perlu berlebih) yang diwakilkan ketika kita meletakkan satu biji ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya.

Ketika rejeki itu berlebih, kita boleh menyimpannya di lumbung (lobang besar). Lagi-lagi cukup hanya satu. Dan jika kita masih mempunyai lebihnya, kita bagikan ke saudara, tetangga, teman, dan lain-lain (ditandai dengan meletakkan satu biji ke setiap lobang papan Congklak milik teman di hadapan kita).

Namun kita tidak diperbolehkan meletakkan biji di dalam lumbung milik lawan kita. Mengapa? Karena itu merupakan kewajiban pemiliknya untuk menghidupi dirinya sendiri, yang disimbolkan sebagai tabungan. Dan begitu seterusnya.

Intinya adalah dalam hidup kita diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dan saling berbagi dengan orang lain. Serta mengajarkan untuk bertanggung jawab terhadap hidup kita sendiri.

Dalam permainan congkak itu strategi diperlukan, agar biji kita tidak habis diambil lawan. Hikmahnya adalah, hidup ini adalah persaingan, namun bukan berarti kita harus bermusuhan. Karena tiap orang juga punya kepentingan dan tujuan yang (mungkin) sama dengan tujuan kita, maka kita harus cerdik dan strategis.

Pemenangnya adalah yang jumlah bijinya di lumbung paling banyak. Maksudnya adalah mereka yang menjadi pemenang atau mereka yang sukses adalah mereka yang paling banyak amal kebaikannya. Mereka yang banyak tabungan kebaikannya, mereka yang menabung lebih banyak, dan mereka yang tahu strategi untuk mengumpulkan rezeki.

Permainan ini sesungguhnya merupakan serpihan kecil dari unsur pembentuk budaya dan karakter bangsa. Dengan permainan ini kita bisa mengambil manfaat yang terkadang kita sendiri tidak menyadarinya. Congklak melatih kita untuk terampil, cermat, jujur, sportif, dan menimbulkan rasa akrab antara sesama.

Jadi wajar saja ketika memberikan sambutan pada HAN 2017 tadi pagi itu, Bupati Bengkalis Amril Mukminin minta agar permainan tradisional ini dihidupkan kembali. Keluarga dan sekolah, harus sama-sama melestarikan dan memasyarakatkannya kembali.

“Permainan anak tradisional tersebut kaya aspek pendidikannya. Banyak memberikan pengajaran bagi anak-anak. mulai dari nilai kerja sama, usaha, disiplin, ketelitian, kesetiakawanan sosial, serta sportivitas dan sebagainya,” jelasnya.

Kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bupati Amril minta, agar di tiap kecamatan, minimal di kota Bengkalis ini, dapat segera dibentuk komunitas permainan anak tradisional ini. Lalu, lakukan kegiatan bersama secara rutin dengan melibat anak-anak. Misalnya dilakukan setiap hari minggu pagi.

“Jika dikemas dengan baik, akan banyak orang tua yang bakal mendorong anaknya untuk bergabung dalam komunitas ini. Pasalnya, kami percaya. saat ini banyak orang tua yang tidak mengetahui bagaimana cara untuk menghentikan anaknya kecanduan permainan modern. Misalnya kecanduan main game online,” ujarnya.***

Ketika bermain permainan tradisional, kita memainkannya bersama teman atau orang lain. Permainan tersebut akan menumbuhkan nilai kerja sama di dalam diri kita agar bisa kompak satu sama lain dan akhirnya memenangkan permainan. Permainan tradisional juga menumbuhkan rasa kebersamaan lewat kekompakan dan kerja sama.

Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional?

Salah satu permainan tradisional yang mengandung nilai-nilai adalah gobag sodor. Nilai yang terkandung antara lain adalah nilai kejujuran, nilai sportivitas, nilai kerjasama, nilai pengaturan strategi dan nilai kepemimpinan (Siagawati, 2007: 11).

Nilai-nilai moral apa saja yang ada pada 5 permainan tradisional?

Nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional secara lengkap bisa diuraikan sebagai berikut:

  1. Ketangkasan.
  2. Keberanian.
  3. Tolong-menolong.
  4. Kejujuran.
  5. Kreativitas.
  6. Cinta Lingkungan.
  7. Perasaan gembira.
  8. Belajar hidup bersama.

Apakah nilai nilai positif yang terdapat pada permainan tradisional terompah panjang?

Permainan tradisional terompah panjang ini dapat melatih koordinasi anggota tubuh, karena pada saat anak memainkan terompah panjang gerakan tubuh dan kaki bergerak secara bersama, melatih jiwa kepemimpinan, melatih kesabaran, dan melatih kerja sama antar tim.

Nilai-nilai apa yang terkandung dalam permainan tradisional kelereng?

Dikutip dari berbagai sumber, permainan kelereng bermanfaat untuk:

  • Mengatur Emosi (Relaks)
  • Melatih Kemampuan Motorik.
  • Melatih Kemampuan Berfikir (Kognitif)
  • Kemampuan Berkompetensi.
  • Kemampuan Sosial.
  • Bersikap Jujur.
  • Melatih Kecermatan dan Ketelitian.

Apa pesan moral dari permainan congklak?

3 Pesan moral yang diajarkan di permainan congklak adalah belajar menabung dan ada hak orang lain yang harus di berikan. Seperti 7 lubang yang ada di papan congklak mengartikan 7 hari dalam seminggu, 1 lubang besar itu kepunyaan di pemain.

Nilai-nilai apa yang terkandung dalam permainan tradisional engklek?

NILAI-NILAI KARAKTER PADA PERMAINAN TRADISIONAL kejujuran, nilai sportivitas, nilai kerjasama, nilai pengaturan strategi dan nilai kepemimpinan. engklek yaitu melatih kedisplinan, ketangkasan, bersosialisi dan kesehatan.

Apa manfaat bermain terompah panjang?

Jawaban: Manfaatnya adalah melatih kerja sama/kekompakan,melatih sportivitas,memiliki banyak teman.

Nilai nilai apakah yang terkandung dalam permainan Rangku Alu?

Jawaban. Persatuan,kerukunan,dan kerjasama sebagai wujud menghargai perbedaan.

Di jaman yang serba digital ini makin banyak literatur yang menjelaskan pentingnya video game dalam menyiapkan anak-anak kita untuk menghadapi dunia masa depan, khususnya dalam segi meningkatkan digital literacy (Steinkuehler, 2010).

Jadi tidak heran juga kalo kita lihat sekarang anak-anak makin asik main video game dirumah, yaa karena memang jamanya. Sedangkan di daerah perkotaan sepertinya makin jarang anak-anak main permainan tradisional, ya kecuali acara-acara khusus seperti 17an!

Lalu apakah permainan-permainan ini menjadi tidak relevan seiring berkembangnya jaman, harus kah kita ajak anak-anak kita untuk lebih giat bermain permainan tradisional, atau biarkan saja bermain video game demi dunia masa depan yang makin digital itu?

Nah untungnya masih ada juga literatur ilmiah yang menganalisis permainan tradisional secara baik, dan sepertinya masih banyak lho nilai-nilai dari permainan-permainan ini yang penting untuk anak-anak kita pelajari!

Permainan tradisional memang sebenarnya tidak sekedar dimainkan oleh nenek moyang kita demi senang-senang aja, ternyata memang permainan ini digunakan sebagai media pembelajaran, dengan nilai-nilai yang dianggap penting bagi setiap budaya yang memainkan permainan tersebut.

Berdasarkan definisinya sendiri permainan tradisional adalah permainan yang memiliki nilai-nilai budaya dan memiliki fungsi sebagai cara pemain melatih keterampilan yang akan penting dalam hidup mereka dalam sebuah masyarakat (Tesalonika & Munawar, 2016).

Secara general permainan tradisional juga sudah banyak dibahas dalam literatur ilmiah, walaupun literatur-literatur ini sudah termasuk jadul ya.

Contohnya, Misbach (2006) menemukan bahwa permainan tradisional berperan dalam perkembangan anak dalam 8 aspek.

  1. Motorik – Motorik halus dan kasar, pertahanan tubuh, fleksibilitas, dll
  2. Kognitif – Kreativitas, problem solving, cara berstrategi, imajinasi, dll
  3. Emotional – Empati, kontrol emosi, kontrol perilaku, dll
  4. Bahasa – Cara berbahasa, dan berkomunikasi non verbal
  5. Sosial – Cara bekerja sama, membanung hubungan baik, resolusi konflik dll
  6. Spiritual – Memahami hubungan diri dengan Tuhan
  7. Ecological – Memahami cara bijak penggunaan elemen alam sekitarnya
  8. Karakter – Nilai-nilai moral yang dianut oleh masyarakat sekitar, khususnya perilaku baik dan buruk

Secara spesifik, dalam literatur karya Hidayati (2020) menganalisa 40 permainan tradisional dari sisi peraturan dan cara memainkanya untuk menemukan nilai-nilai yang bisa dipelajari dari permainan-permainan tradisional.

Berikut adalah beberapa contoh permainan yang dibahas

Gobak Sodor 

Saat memainkan Gobak Sodor pemain melatih ketangkasan, kewaspadaan, kecepatan dan kooperasi. Secara nilai moral permainan ini juga mengajarkan sikap sportif, kejujuran, menghormati orang lain, kerja sama tim, tanggung jawab, menghormati perbedaan orang karena permainan ini adalah permainan tim.

Balap Bakiak

Permainan ini membutuhkan tingkat kekompakan yang tinggi karena setiap pemain terikat dengan yang lain seakan-akan menjadi satu pemain. Permainan ini mengajarkan nilai egaliter yang kuat, karena tidak seperti permainan tim lain dimana kemampuan setiap individu masih terlihat, dalam permainan ini tidak ada satu orang dalam kelompok yang paling “jago” namun setiap pemain harus menyamai pemain lainnya dan tidak egois agar bisa mencapai satu tujuan.

Balap Karung

Saat balapan karung pemain pasti akan melatih motoriknya seperti keseimbangan dan kelincahan. Selain itu permainan ini menunjukkan bahwa limitasi (tidak bisa melangkah karena harus pake karung) bukan lah halangan untuk mencapai suatu tujuan. Sebenarnya permainan ini memberikan banyak peluang untuk curang dengan cara menjatuhkan orang lain, dari situ pemain juga belajar sportivitas.

Sumber:

Hidayati, N. N. (2020). Indonesian traditional games: a way to implant character education on children and preserve Indonesian local wisdom. Istawa: Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), 81-101.

Misbach, Ifa H. (2006). Peran Permainan Tradisional Yang Bermuatan Edukatif Dalam Menyumbang Karakter Dan Identitas Bangsa. Research Report. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Steinkuehler, Constance. (2010). Video Games and Digital Literacies. Journal of Adolescent & Adult Literacy – J ADOLESC ADULT LITERACY. 54. 61-63. 10.1598/JAAL.54.1.7.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA