Apa itu kepercayaan terhadap roh nenek moyang?

Gaya Hidup Buruk, Diabetes Mengancam Kaum Muda

Oleh Laudia Tysara pada 26 Sep 2021, 13:00 WIB

Diperbarui 26 Sep 2021, 13:00 WIB

Apa itu kepercayaan terhadap roh nenek moyang?

Perbesar

Sejumlah warga suku Dayak bersiap meriahkan pagelaran Karnaval Katulistiwa di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (22/8/2015). Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Mengenal animisme adalah paham kepercayaan atau pemujaan kepada jiwa atau roh. Pemuja animisme adalah percaya bahwa benda-benda tertentu memiliki jiwa atau roh, tak hanya makhluk hidup. Mempercayai kekuatan gaib dan memuja arwah leluhur atau benda adalah wujud animisme.

Animisme adalah berasal dari kata “anima” yang memiliki arti roh. Zakiah Daradjat dalam buku berjudul Perbandingan Agama I yang terbit tahun 1996 menjelaskan, animisme adalah kepercayaan pada makhluk halus dan roh sebelum manusia mendapatkan pengaruh dari ajaran yang sifatnya wahyu Tuhan.

Dalam situs website resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, animisme adalah salah satu kepercayaan yang diyakini oleh manusia di masa pra-sejarah seperti zaman megalitikum. Manusia purba di zaman tersebut meyakini animisme adalah bagian dari kekuatan di luar kuasa manusia.

Berikut Liputan6.com ulas tentang animisme sebagai kepercayaan dari berbagai sumber, Minggu (26/9/2021).

Kepercayaan animisme adalah digambarkan, setelah manusia meninggal dunia, roh akan meninggalkan jasmani yang kemudian berpindah menempati makhluk hidup atau benda material. Inilah asal muasal diperlukan pemujaan kepada arwah leluhur atau benda yang memiliki kekuatan gaib agar tidak mengganggu.

Dalam kepercayaan animisme adalah ada struktur sosial, persis seperti yang dianut manusia purba. Arwah leluhur yang menempati struktur sosial tinggi adalah paling menentukan kehidupan manusia, sehingga pemujaan kepadanya dilakukan lebih serius dibandingkan pemujaan kepada roh lainnya.

Contoh paling populer dari kepercayaan animisme adalah dilakkan upacaya syukuran saat panen untuk memanggil roh atau dewa pertanian. Kemudian upacara kematian, ritual pemakam, dan masih banyak lagi contoh kepercayaan animisme yang sampai sekarang dianut.

Tak hanya roh manusia, salah seorang ahli A.G. Pringgididgo dalam buku Ensiklopedi Umum yang terbit tahun 1973, menjelaskan animisme adalah membawa seseorang untuk bisa percaya bahwa alam yang meliputi gunung, hutan, gua, dan kuburan memiliki jiwa sekaligus harus dihormati. Jika tidak, maka roh di benda-benda tersebut akan mengganggu manusia.

Apa itu kepercayaan terhadap roh nenek moyang?

Perbesar

Potret warga di Rumah Radakng atau Rumah Panjang di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Rabu (8/8/2019). Rumah Radakng atau Rumah Panjang adalah Rumah adat Suku Dayak di Kalimantan Barat salah satu yang tertua. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Suku Dayak merupakan komunitas etnis tertua di wilayah Kalimantan yang masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Pulau terbesar ketiga di dunia ini merupakan kawasan eksotis yang memiliki kekayaan flora dan fauna yang tak ternilai. Secara fisik, Dayak masuk dalam ras Mongoloid dengan perpaduan ciri antara orang Cina dan Melayu.

Sejauh ini, orang Dayak masih menganut animisme dan dinamisme. Beberapa suku menyebutnya Kaharingan. Kepercayaan turun temurun ini meyakini bahwa alam sekitar dipenuhi makhluk-makhluk halus dan roh-roh yang tinggal di setiap benda, seperti pohon, sungai, dan batu. Orang Dayak percaya, roh nenek moyang akan menjaga mereka dari gangguan makhluk-makhluk halus yang jahat.

Kepercayaan itu membuat mereka mengeramatkan beberapa binatang seperti burung Enggang. Penghormatan itu ditunjukkan dalam tari Enggang yang dilenggokkan kaum perempuan suku Dayak. Bagi suku Dayak, burung Enggang membawa pesan-pesan alam yang berhubungan dengan roh nenek moyang. Burung Enggang diyakini menjadi wahana bagi roh yang telah meninggal untuk mencapai surga.

Suku Dayak hidup dalam klan-klan kecil keluarga luas dan tinggal dalam sebuah rumah panjang. Suku Dayak Kenyah menyebut rumah panjang itu Uma Dadog. Sedangkan suku Dayak lain umumnya menamai pemukiman itu Lamin. Sebuah Lamin didirikan secara bergotong royong sebagai tempat tinggal bersama yang bisa dihuni hingga ratusan jiwa.

Orang-orang pada masa pra-sejarah sudah menyadari kalau ada kekuatan lain di luar mereka. Oleh karena itu, mereka berusaha mendekati kekuatan itu. Mereka mengadakan berbagai upacara, seperti pemujaan, pemberian sesaji, atau upacara ritual lainnya.

Tak hanya kepercayaan animisme yang dianut, tetapi dinamisme dan tetonisme. Animisme adalah bagi manusia purba, percaya terhadap roh yang mendiami semua benda. Mereka memercayai adanya roh di luar roh manusia yang dapat berbuat jahat dan berbuat baik. Roh-roh itu mendiami semua benda, misalnya danau, pohon, dan sebagainya.

Sementara dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu punya tenaga atau kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia. Mereka percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu dapat menolong mereka. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti keris, patung, gunung, pohon besar, dll. Wujud kepercayaan dinamisme hampir mirip dengan animisme.

Wujud kepercayaan dinamisme adalah untuk mendapatkan pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka melakukan upacara pemberian sesaji, atau ritual lainnya. Untuk kepercayaan tetonisme, kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci misalnya sapi, ular, dan harimau.

Lanjutkan Membaca ↓

Apa itu kepercayaan terhadap roh nenek moyang?

Foto: Ada tiga kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia pada zaman dulu. (Ilustrasi/kebudayaan.kemdikbud.go.id)

JAKARTA, celebrities.id - Kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia nampak secara lebih luas bukan hanya kebudayaan spiritual seperti keagamaan yang dipengaruhi oleh Hindu-Budha, namun kebudayaan yang bersifat material atau kebendaan seperti bangunan, batu-batuan dan patung.

Masyarakat Indonesia kala itu juga sudah meyakini bahwa penguasa alam dapat menunjukkan kekuatannya terhadap manusia dengan apa yang masyarakat yakini dengan hukum karma.

Baca Juga : Tradisi Besei Kambe, Warisan Adat Nenek Moyang di Palangkaraya

Hukum karma sendiri merupakan timbal balik keadaan yang akan diterima manusia jika melanggar kehormatan maupun norma yang seharusnya tidak dilakukan. Saat zaman nenek moyang, Indonesia juga terkenal dengan peninggalan hasil kebudayaan Megalitikum seperti dolmen, arca dan punden berundak yang dapat memberikan penjelasan kepada kita sekarang tentang sistem kepercayaan manusia purba.

Dilansir dari berbagai sumber, celebrities.id, Senin (13/6/2022) telah merangkum kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia, sebagai berikut.

Kepercayaan Nenek Moyang Bangsa Indonesia

1. Kepercayaan Dinamisme

Kepercayaan ini mengedepankan pemujaan kepada roh nenek moyang yang telah tiada yang diyakini tinggal di tempat-tempat tertentu, semisal pohon-pohon tua yang tumbuh besar dan dikeramatkan. Arwah nenek moyang tersebut kerap dimintai sesuatu atau hanya sekedar meminta solusi dari sebuah masalah.

Arwah-arwah mereka juga diyakini masuk ke dalam benda-benda pusaka seperti batu hitam atau batu-batuan klenik lainnya. Orang dahulu menyebutnya dengan istilah mana’. Keyakinan pada kekuatan yang berada dalam zat suatu benda dipercaya mampu memberikan suatu daya guna dan juga malapetaka, termasuk ilmu sakti. Kesaktian bisa berasal dari api, batu-batuan, air, pohon, binatang, bahkan manusia.

2. Kepercayaan Totemisme 

Kepercayaan ini meyakini bahwa manusia mempunyai hubungan kekeluargaan dengan para binatang. Lalu, totemisme mengarahkan pengikutnya untuk meyakini bahwa terdapat beberapa binatang yang mempunyai kekuatan gaib, kemudian mereka mengkeramatkan binatang-binatang tersebut, hingga memujanya. Begitu juga sebuah benda yang di percayai mempunyai sebuah kekuatan magis atau spiritual.

3. Kepercayaan Animisme

Kepercayaan ini mengedepankan pemujaan terhadap mahluk halus dan roh yang merupakan asas kepercayaan agama yang awalnya hadir di kalangan manusia primitif. Keyakinan animisme juga mempercayai bahwa setiap benda di bumi ini, memiliki jiwa yang harus dihormati supaya energi tersebut tidak sampai mengganggu kehidupan manusia, justru membantu seluruh makhluk hidup terhindar dari aura negatif dan roh jahat yang merusak.

Tradisi Besei Kambe, Warisan Adat Nenek Moyang di Palangkaraya


Page 2

Relationship

3 Kepercayaan Nenek Moyang Bangsa Indonesia yang Harus Diketahui

Foto: Ada tiga kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia pada zaman dulu. (Ilustrasi/kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Punden Berundak merupakan bangunan yang berbentuk menyusun dan dimanfaatkan sebagai tempat pemujaan kepada roh nenek moyang kala itu.

2. Arca Batu

Bangunan ini berbentuk susunan patung yang dimanfaatkan sebagai penggambaran wujud dari nenek moyang mereka sendiri.

3. Dolmen

Dolmen merupakan bangunan berbentuk meja batu yang dimanfaatkan sebagai tempat meletakkan sesajen kepada roh nenek moyang.

Editor : Oktiani Endarwati


Page 3

Foto: Ada tiga kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia pada zaman dulu. (Ilustrasi/kebudayaan.kemdikbud.go.id)

JAKARTA, celebrities.id - Kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia nampak secara lebih luas bukan hanya kebudayaan spiritual seperti keagamaan yang dipengaruhi oleh Hindu-Budha, namun kebudayaan yang bersifat material atau kebendaan seperti bangunan, batu-batuan dan patung.

Masyarakat Indonesia kala itu juga sudah meyakini bahwa penguasa alam dapat menunjukkan kekuatannya terhadap manusia dengan apa yang masyarakat yakini dengan hukum karma.

Baca Juga : Tradisi Besei Kambe, Warisan Adat Nenek Moyang di Palangkaraya

Hukum karma sendiri merupakan timbal balik keadaan yang akan diterima manusia jika melanggar kehormatan maupun norma yang seharusnya tidak dilakukan. Saat zaman nenek moyang, Indonesia juga terkenal dengan peninggalan hasil kebudayaan Megalitikum seperti dolmen, arca dan punden berundak yang dapat memberikan penjelasan kepada kita sekarang tentang sistem kepercayaan manusia purba.

Dilansir dari berbagai sumber, celebrities.id, Senin (13/6/2022) telah merangkum kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia, sebagai berikut.

Kepercayaan Nenek Moyang Bangsa Indonesia

1. Kepercayaan Dinamisme

Kepercayaan ini mengedepankan pemujaan kepada roh nenek moyang yang telah tiada yang diyakini tinggal di tempat-tempat tertentu, semisal pohon-pohon tua yang tumbuh besar dan dikeramatkan. Arwah nenek moyang tersebut kerap dimintai sesuatu atau hanya sekedar meminta solusi dari sebuah masalah.

Arwah-arwah mereka juga diyakini masuk ke dalam benda-benda pusaka seperti batu hitam atau batu-batuan klenik lainnya. Orang dahulu menyebutnya dengan istilah mana’. Keyakinan pada kekuatan yang berada dalam zat suatu benda dipercaya mampu memberikan suatu daya guna dan juga malapetaka, termasuk ilmu sakti. Kesaktian bisa berasal dari api, batu-batuan, air, pohon, binatang, bahkan manusia.

2. Kepercayaan Totemisme 

Kepercayaan ini meyakini bahwa manusia mempunyai hubungan kekeluargaan dengan para binatang. Lalu, totemisme mengarahkan pengikutnya untuk meyakini bahwa terdapat beberapa binatang yang mempunyai kekuatan gaib, kemudian mereka mengkeramatkan binatang-binatang tersebut, hingga memujanya. Begitu juga sebuah benda yang di percayai mempunyai sebuah kekuatan magis atau spiritual.

3. Kepercayaan Animisme

Kepercayaan ini mengedepankan pemujaan terhadap mahluk halus dan roh yang merupakan asas kepercayaan agama yang awalnya hadir di kalangan manusia primitif. Keyakinan animisme juga mempercayai bahwa setiap benda di bumi ini, memiliki jiwa yang harus dihormati supaya energi tersebut tidak sampai mengganggu kehidupan manusia, justru membantu seluruh makhluk hidup terhindar dari aura negatif dan roh jahat yang merusak.

Tradisi Besei Kambe, Warisan Adat Nenek Moyang di Palangkaraya