Apa itu harga berlaku dan harga konstan

Deskripsi Dataset Dataset ini berisi data produk domestik regional bruto (PDRB) triwulan atas dasar harga konstan berdasarkan pengeluaran di Provinsi Jawa Barat dari tahun 2019 s.d. 2021. Dataset terkait topik Ekonomi ini dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik yang dikeluarkan dalam periode 3 bulan sekali. Penjelasan mengenai variabel di dalam dataset ini: * kategori_pengeluaran: menyatakan kategori dari pdrb pengeluaran seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lnprt, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan inventori, ekspor luar nergi dan impor luar negri dengan tipe data teks. * periode_pengeluaran: menyatakan periode pengeluaran dalam triwulan dan tahunan dengan tipe data teks. * nilai_pengeluaran: menyatakan nilai pdrb pengeluaran dengan tipe data numerik. * satuan: menyatakan satuan dari pengukuran nilai pdrb pengeluaran dalam juta rupiah dengan tipe data teks. * tahun: menyatakan tahun produksi data dengan tipe data numerik.

id kategori_pengeluaran periode_pengeluaran nilai_pengeluaran satuan tahun

Filter

Filter

Filter

Filter

1 PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA TRIWULAN I 225201476.4 JUTA RUPIAH 2019
2 PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT TRIWULAN I 2334390.7 JUTA RUPIAH 2019
3 PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH TRIWULAN I 10223331.18 JUTA RUPIAH 2019
4 PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO TRIWULAN I 86610317.44 JUTA RUPIAH 2019
5 PERUBAHAN INVENTORI TRIWULAN I 10840868.5 JUTA RUPIAH 2019
6 EKSPOR LUAR NEGERI TRIWULAN I 72623496.35 JUTA RUPIAH 2019
7 IMPOR LUAR NEGERI TRIWULAN I 33100609.9 JUTA RUPIAH 2019
8 PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA TRIWULAN II 229860063.64 JUTA RUPIAH 2019
9 PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT TRIWULAN II 2397360.63 JUTA RUPIAH 2019
10 PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH TRIWULAN II 17788858.49 JUTA RUPIAH 2019

Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan Lapangan Usaha

TahunHarga Konstan (Rp.) Tahun Dasar 2010Harga Berlaku (Rp.)PDB (Milyar)Perubahan (%)PDB (Milyar)Perubahan (%)
2022 0.00 0.00 0.00 0.00
TW2 2,923,675.30 3.72 4,919,930.50 9.01
TW1 2,818,771.60 -0.95 4,513,325.60 0.34

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Perdagangan

PRDB Perkapita

Pertumbuhan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga. Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang menggambarkan seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijakaan pembangunan yang akan datang. Untuk mengukur besarnya laju pertumbuhan tersebut dapat dihitung dari data PDRB atas dasar harga konstan.

Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB AHK Kabupaten Asmat,  2010-2014

Sumber: BPS Kabupaten Asmat, 2015 (diolah)

Selama periode 2010-2014, PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Asmat selalu mengalami peningkatan setiap tahun dari Rp 893,97 miliar pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 1,49 triliun pada tahun 2014. Hal yang sama juga terjadi pada perhitungan PDRB atas dasar harga konstan yang mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2010, PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Asmat adalah sebesar Rp 893,97 miliar dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi Rp 1,18 triliun.

Dengan adanya peningkatan PDRB AHK setiap tahun selama periode 2010-2014, maka perekonomian di Kabupaten Asmat juga mengalami pertumbuhan setiap tahun. Rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Asmat adalah sebesar 7,25 persen per tahun. Pertumbuhan PDRB tertinggi terjadi pada tahun 2011 yang tumbuh sebesar 8,78 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2014 yang hanya sebesar 6,08 persen. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asmat lebih tinggi jika dibandingkan Provinsi Papua pada tahun 2014 yang hanya tumbuh sebesar 3,25 persen. Bahkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asmat pada tahun 2014 melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh sebesar 5,02 persen.

Pertumbuhan PDRB AHK Kabupaten Asmat Menurut Lapangan Usaha, 2011-2015 (persen)

Jika dirinci menurut lapangan usaha selama periode 2011-2014, dari ke 17 sektor yang ada, hanya sektor pertambangan dan penggalian yang memiliki rata-rata pertumbuhan negatif yaitu sebesar 4,01 persen per tahun. Sektor yang memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi selama periode tersebut adalah sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 15,54 persen per tahun, diikuti sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 10,66 persen per tahun, dan sektor real estate sebesar 9,52 persen per tahun. Hanya ketiga sektor tersebut di atas yang memiliki rata-rata pertumbuhan di atas 9 persen per tahun. Selain sektor pertambangan dan penggalian yang memiliki rata-rata pertumbuhan negatif, tiga sektor yang memiliki rata-rata pertumbuhan terendah diurutkan dari yang terkecil adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang yang hanya tumbuh sebesar 1,04 persen per tahun, disusul sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 2,20 persen per tahun, dan sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 2,42 persen per tahun. Beberapa sektor yang memiliki rata-rata pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan PDRB secara keseluruhan selama periode 2011-2014 adalah sektor industri pengolahan (8,10 persen per tahun), sektor jasa keuangan dan asuransi (7,75 persen per tahun), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (7,33 persen per tahun), dan sektor informasi dan komunikasi (7,30 persen per tahun).

Pada tahun 2014, terdapat 3 sektor yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu sektor pertambangan dan penggalian (-6,15 persen), sektor jasa keuangan dan asuransi (-1,99 persen), dan sektor pengadaan listrik dan gas (1,10 persen). Sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi pada tahun 2014 adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 12,53 persen, sektor konstruksi sebesar 10,62 persen, dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 10,04 persen. Selain sektor di atas, sektor yang memiliki pertumbuhan di atas PDRB adalah sektor jasa pendidikan (6,97 persen) dan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum (6,37 persen). Tiga sektor yang memiliki pertumbuhan terendah adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang yaitu sebesar 0,13 persen, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 1,64 persen, dan sektor jasa perusahaan sebesar 2,20 persen.

Apa bedanya harga berlaku dan harga konstan?

PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.

Apa yang dimaksud dengan harga konstan?

Produk domestik bruto (PDB) atas harga konstan adalah menggambarkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dengan dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu yang dijadikan tahun dasar.

Apa bedanya PDRB harga berlaku dan harga konstan?

PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.

Mengapa harus menggunakan harga konstan?

Alasan yang mendasari hal tersebut adalah penggunaan harga konstan dirasa jauh lebih mudah dibandingkan dengan harga berlaku, karena harga berlaku akan dipengaruhi dengan inflasi yang menyebabkan harga berubah-ubah dengan mudah mengikuti tingkat inflasi, oleh sebab itu perhitungan pertumbuhan ekonomi dirasa lebih baik ...

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA