Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk

Flavonoid adalah salah satu jenis antioksidan yang banyak terkandung dalam cokelat. Antioksidan itu sendiri bekerja menangkal radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas ditengarai sebagai penyebab berbagai penyakit kronis. Penasaran apa saja manfaat flavonoid, dan dari mana saja Anda bisa mendapatkan antioksidan ini? Berikut ulasannya.

Segudang manfaat flavonoid untuk kesehatan tubuh

Seperti yang telah dijelaskan di atas, flavonoid adalah bagian dari antioksidan yang ditemukan dalam makanan. Jika terus dibiarkan menumpuk, radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan pada DNA dan sel-sel yang sehat sehingga menyebabkan gangguan keseimbangan dalam tubuh.

Kerusakan inilah yang kemudian dapat memicu timbulnya berbagai penyakit. Mulai dari radang sendi, penyakit jantung, aterosklerosis, stroke, hipertensi, tukak lambung, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, kanker, sampai menyebabkan penuaan dini. Antioksidan bekerja menetralisir sifat perusak radikal bebas sehingga dapat mencegah penyakit-penyakit tersebut,

Selain beragam keuntungan di atas, ada segudang manfaat flavonoid lain yang sama luar biasanya untuk tubuh Anda, di antaranya:

  • Membantu tubuh menyerap vitamin C dengan lebih baik
  • Membantu mencegah dan/atau mengobati alergi, infeksi virus, arthritis, dan kondisi peradangan tertentu.
  • Dapat memperbaiki sel yang rusak akibat radikal bebas.
  • Mampu meningkatkan gejolak suasana hati yang diakibatkan oleh gangguan mood hingga depresi.
  • Menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, namun hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Daftar makanan yang mengandung flavonoid

Buah-buahan dan sayuran merupakan sumber makanan tinggi flavonoid yang baik untuk Anda. Lalu, sumber makanan apa saja yang banyak mengandung senyawa flavonoid?

  • Rosella. Ekstrak rosella dipercaya baik untuk mengobati kolesterol tinggi, hipertensi, dan diabetes tipe 2. 
  • Apel. Di dalam apel terkandung flavonoid bernama quercetin yang dapat mencegah serangan jantung, mencegah katarak, mengendalikan asma, dan mempercepat pemulihan kenaikan asam lambung.
  • Red wine kaya akan kandungan flavonoid yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Jika Anda tidak minum alkohol, manfaat flavonoid yang sama dapat Anda raih dari mengonsumsi anggur ungu segar. Kandungan flavonoid ini terdapat pada kulit anggur.
  • Sirsak. Buah sirsak kaya akan fenol (sejenis flavonoid), potasium, vitamin C, dan E yang dikatakan berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit seperti kanker dan hipertensi. Antioksidan pada sirsak juga dapat membantu menangkal radikal bebas.
  • Belimbing wuluh tinggi Vitamin C, asam oksalat, tannin, asam amino, dan flavonoid yang dipercaya bermanfaat mengobati hipertensi, kolesterol tinggi, kanker, dan diabetes. Namun hati-hati jangan kebanyakan belimbing wuluh karena buah ini mengandung banyak asam oksalat yang dapat memicu batu ginjal atau memperparah konsisi gagal ginjal akut jika dikonsumsi kebanyakan.
  • Kacang kedelai. Salah satu sumber flavonoid yang tinggi terdapat pada kacang kedelai. Beberapa penelitian menyatakan bahwa kacang kedelai diduga bermanfaat mencegah kanker payudara, membantu menurunkan kadar gula darah tinggi, mengurangi kolesterol, dan membantu meredakan gejala menopause. Namun manfaat flavonoid yang satu ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

Selain itu, flavonoid juga banyak ditemukan pada sumber makanan atau minuman lain seperti teh hijau, jeruk, pare, rempah, dan biji-bijian.

Lebih baik mengonsumsi flavonoid dari makanan segar daripada lewat suplemen obat

Manfaat flavonoid akan lebih besar pengaruhnya jika dikonsumsi dalam bentuk alaminya, bukan dikonsumsi dalam bentuk suplemen. Belum ada cukup bukti medis kuat yang dapat mendukung bahwa suplemen flavonoid benar bermanfaat.

Terlebih, dosis flavonoid yang lumayan tinggi pada kebanyakan produk suplemen justru dapat membahayakan kesehatan, terutama bagi ibu hamil dan menyusui serta anak-anak. Kadar flavonoid yang di luar batas wajar dapat masuk ke dalam plasenta yang dapat berbalik berdampak negatif pada tumbuh kembang janin dalam kandungan. Agar lebih amannya, konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mencoba-coba konsumsi suplemen apapun selama kehamilan.

Meski begitu, terlepas dari bentuk flavonoid apa yang Anda dapatkan (entah bentuk alami dari makanan atau dari suplemen), Anda tetap perlu berhati-hati ketika sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Senyawa flavonoid dapat berinteraksi dengan beberapa obat. Misalnya saja, kandungan flavonoid naringenin dalam jeruk bali terbukti dapat mengganggu kinerja obat.


Page 2

Peran buah dalam menjaga kesehatan tubuh kita sudah tidak diragukan lagi. Karena kaya akan nutrisi, mineral, vitamin, kalsium, antioksidan, dsb yang terkandung di dalamnya. Namun, kebanyakan orang menganggap hanya bagian daging buahnya saja yang baik karena terlindungi oleh kulit buah, dan kulit buah yang cenderung kotor sering diabaikan.

Padahal, tidak semua kulit buah itu bisa diabaikan begitu saja, karena ternyata juga menyimpan manfaat, seperti kandungan antioksidan yang berguna menangkal radikal bebas. Lalu, apa saja kulit buah yang dimaksud?

Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk
Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk
quora.com

Vitamin C dan vitamin E yang terkandung pada kulit buah naga cukup tinggi, sehingga baik untuk kesehatan kulit. Selain itu, dilansir dari jurnal Identifikasi Kandungan Ekstrak Kulit Buah Naga Menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) dan Fitokimia, Universitas Syiah Kuala Aceh (2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah naga merah mempunyai kandungan antioksidan berupa vitamin C, flavonoid, tanin, alkoloid, steroid, dan saponin. Yang mana, jenis antioksidan tersebut baik untuk antibakteri, antifungi, dan menetralisir radikal bebas. Sehingga dapat menjaga kulit dari kusam, kering, jerawat, dan komedo.

Cara pemanfaatannya, kamu bisa jadikan sebagai teh atau masker wajah alami.

Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk
Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk
medicalreport.kr

Khasiat buah satu ini sudah tidak diragukan lagi. Tidak hanya dagingnya saja, namun kulitnya yang tebal pun turut menyimpan segudang manfaat lantaran aktivitas kandungan antioksidannya sangat tinggi, yakni xanthone. Dilansir artikel Medicinal Properties of Mangosteen (Garcinia mangostana L.) dari US National Library of Medicine National Institutes of Health (2017), aktivitas xanthone telah menghasilkan efek anti-inflamasi, antikanker, anti-penuaan, dan antidiabetik. Bahkan xanthones dari ekstrak kulit manggis ditempatkan sebagai sumber berharga untuk pengembangan obat penyakit kronis dan degeneratif, lho.

Wah, tidak heran ya, buah satu ini dijuluki sebagai Queen of Fruits.

Baca Juga: Harus Diatur, 10 Tip Memilih Makanan Sehat untuk Penderita Diabetes

Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk
Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk
ihealthcast.com

Buah yang memiliki nama latin Actinidia deliciosa ini juga masuk dalam jajaran buah yang dapat dikonsumsi bersama kulitnya. Lantaran kandungan antioksidan vitamin E dan C yang berguna meningkatkan kekebalan tubuh dan memperbaiki kesehatan kulit.

Maggie Moon, MS, RDN., seorang ahli gizi asal Los Angeles dilansir dari Women's Health mengatakan bahwa makan buah kiwi dengan kulitnya itu aman, tapi harus dicuci dan dibersihkan terlebih dulu agar bulu-bulunya hilang. Selain antioksidan yang menyegarkan, kulit kiwi juga mengandung folat yang turut berperan dalam mengurangi risiko beberapa jenis kanker dan penyakit jantung.

Kalau kamu ingin mendapatkan kiwi dengan kulit lebih halus dan tipis, Moon  menyarankan untuk memilih varietas kiwi kuning atau emas yang lebih enak dimakan.

Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk
Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk
big.com.my

Siapa suka makan buah jeruk? Nah, sebaiknya mulai sekarang serabut putih pada buah jeruknya jangan dibuang, ya. Karena, The Health Side (2016) menyebut bahwa banyaknya kandungan antioksidan vitamin C pada buah jeruk sama dengan vitamin C yang ada pada serabut putih. Jadi, sangat dianjurkan untuk turut mengkonsumsi kedua bagian itu agar memperoleh asupan vitamin C maksimal.

Lalu, ada pula antioksidan lain yang banyak terkandung pada serabut putih buah jeruk yakni, flavonoid. Jenis antioksidan ini berperan kuat dalam menjaga sistem kekebalan tubuh, juga bersifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan, dan anti-mikroba.

Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk
Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk
newtimes.co.rw

Kulit mangga juga banyak mengandung nutrisi, lho. Hasil penelitian Antioxidant and Antiproliferative Activities of Mango (Mangifera indica L.) Flesh and Peel dari ScienceDirect, menyebutkan bahwa ekstrak kulit mangga menunjukkan sifat antioksidan dan anti-kanker lebih tinggi daripada ekstrak dagingnya. Ada berbagai jenis antioksidan pada kulit mangga seperti polifenol, karotenoid, vitamin E, dan vitamin C yang mana selain berperan menjaga kesehatan kulit, juga menangkal radikal bebas dan mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Namun, karena ada urushiol dan senyawa pestisida yang dapat menyebabkan alergi. Jadi, perlu ekstra lebih saat membersihkan kulitnya, atau carilah mangga organik yang bebas pestisida. Untuk mengurangi pahit pada kulitnya, kamu bisa memotongnya jadi beberapa bagian agar ada rasa manis dari daging mangganya.

Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk
Antioksidan flavonoid yang tinggi dibandingkan daging buahnya bermanfaat untuk
edigen-es.cdn.ampproject.org

Apakah kamu masuk dalam golongan orang yang makan apel tanpa dikupas? Yups, pertahankan, ya.

Tim peneliti Antiproliferative Effects of Apple Peel Extract Against Cancer Cell (2010), menyayangkan kulit apel dibuang karena mengandung antioksidan tinggi. Terlebih pada ekstrak kulit apelnya memiliki efek antiproliferatif yang kuat terhadap sel-sel kanker. Ada pula jenis antioksidan flavonoid yang ditemukan lebih banyak di kulit apelnya daripada daging apel, yakni quercetin, yang mana dapat melawan kerusakan jaringan otak terkait penyakit alzheimer dan degenerasi.

Selain antioksidan, hasil studi University of Illinois menyebutkan ada pula kandungan mineral penting seperti fosfor, kalium, kalsium, folat, dan besi pada kulit apel yang bermanfaat untuk daya tahan tubuh.

Baca Juga: 7 Makanan Sehat Ini Ternyata Gak Baik untuk Tubuh

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.