Angkutan yang dipakai Nabi Yunus ketika melarikan diri dari umatnya adalah

Suara.com - Kamu mungkin familiar dengan cerita Nabi Ibrahim menyembelih Nabi Ismail dan menandai ibadah kurban, atau Nabi Sulaiman yang dapat bahasa hewan. Lalu apakah kalian juga tahu kisah Nabi Yunus? Simak ceritanya dalam ulasan berikut.

Nabi Yunus pernah berputus asa kepada kaumnya di negeri Niwana. Beliau putus asa karena sikap keras kepala warganya yang tak mau berada di jalan yang benar.

Lalu Nabi Yunus berlayar di lautan sampai kemudian terjadi badai. Nabi Yunus terombang ambing di lautan bebas. Dalam keadaan tak menentu, Nabi Yunus berzikir. Kisah Nabi Yunus yang dimakan ikan paus pun di mulai.

Kisah Nabi Yunus Dimakan Ikan Paus

Baca Juga: Kisah Nabi Yusuf dari Dikhianati Saudara hingga Ahli Tafsir Mimpi

Saat berada di lautan lepas dan terjadi berbadai, tiba-tiba muncul ikan paus. Paus itu mengisap kapal dan Nabi Yunus tertelan. Di dalam perut Paus, Nabi Yunus bertahan hidup dengan memakan ikan-ikan kecil yang ditelan paus.

Di perut paus, Nabi Yunus merenungi perbuatannya. Nabi Yunus sampai pada titik menyadari bahwa meninggalkan kaum Ninawa adalah sebuah kesalahan. Dia pun berjanji akan kembali ke Niwana dan apapun yang terjadi akan tetap teguh di sana untuk melaksanakan perintah Allah, membimbing kaum Niwana di jalan yang benar.

Nabi Yunus lantas bertobat. Dia juga memohon ampun dan pertolongan dari Allah. Berikut lantunan doa tobat yang diucapkan Nabi Yunus saat di dalam perut paus.

Laa Ilaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadzholimin

Artinya: Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.

Baca Juga: Kisah Nabi Sulaiman dan Mukjizatnya

Doa Nabi Yunus ini tercantum dalam Surat Al-Anbiya ayat 87.

Nabi Yunus as. adalah putra Matta. Pada mulanya ia bermukim di Syam, lalu hijrah ke Ninawa, sebuah wilayah di Irak. Setelah berumur 30 tahun Nabi Yunus diangkat menjadi rasul untuk mengingatkan kaumnya yang durhaka dan menyembah berhala.

Angkutan yang dipakai Nabi Yunus ketika melarikan diri dari umatnya adalah
Setelah 33 tahun Nabi Yunus berdakwah kepada kaumnya, hanya dua orang saja yang beriman kepada Allah, yaitu Rubil dan Tanukh.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud ra., “Ketika Nabi Yunus telah menyeru kaumnya supaya berbakti kepada Allah, maka kaumnya tetap saja menolak seruan itu.”Lalu Nabi Yunus berdoa kepada Allah, mohon agar umatnya mau menerima ajarannya. Kemudian turunlah wahyu yang menyatakan supaya Yunus tetap berdakwah kepada umatnya dalam 40 hari, dan apabila dalam 40 hari mereka masih tidak mau beriman kepada Allah, Allah akan menurunkan azab.Kemudian Nabi Yunus kembali berdakwah kepada kaumnya, setelah 37 hari berdakwah dan umatnya tetap saja kufur, maka Nabi Yunus tidak sabar dan pergi meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah. Kemudian pada hari yang ke-40, kaum Nabi Yunus merasa yakin bahwa azab akan datang menimpa mereka, karena gejalanya sudah mulai tampak, berupa awan hitam yang bergumpal-gumpal di langit.Melihat azab sudah dekat, mereka berlarian keluar rumah pergi ke suatu tempat. Kemudian Allah memasukkan perasaan ke dalam hati kaum Nabi Yunus untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Mereka semua menangis, baik pria, wanita maupun anak-anak. Mereka menyesali kedurhakaannya, dan mereka menundukkan diri kepada Allah.Pada saat yang genting dan menakutkan itulah rahmat dan kasih sayang Allah datang, Allah menghilangkan azab yang menghinakan mereka. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.” (QS. Yunus/10: 98)Azab bagi kaumnya telah hilang, sedangkan Nabi Yunus masih meneruskan perjalanannya, dan berlayar dengan sebuah kapal.Sewaktu Nabi Yunus menumpang kapal bersama orang banyak, tiba-tiba di tengah pelayaran datanglah angin topan yang hampir menenggelamkan kapalnya. Para awak kapal dan para penumpang menjadi gelisah, sambil berkata, “Sesungguhnya diantara kita ada orang yang berdosa.” Kemudian mereka bermusyawarah untuk mengadakan undian. Barang siapa yang kalah dalam undian itu, dialah yang akan dilemparkan dari kapal ke laut, demi menjaga keselamatan semua penumpang.Setelah diadakan undian, ternyata jatuh pada Nabi Yunus. Padahal mereka mengetahui kalau Nabi Yunus adalah seorang yang saleh. Sehingga mereka tidak yakin dengan hasil undian itu. Kemudian mereka mengulang undian kembali, dan tetap jatuh pada Nabi Yunus. Namun mereka menolak hasil undian itu, lalu mengulang undian hingga tiga kali dan ternyata hasil undian itu pun tetap sama, jatuh pada Nabi Yunus.Kemudian Nabi Yunus menceburkan diri ke dalam laut, dan Allah mengutus ikan Hut (paus) yang besar untuk menelannya. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an:“Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang rasul, (ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian). Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” (QS. As-Shaffat/37: 139-142)Ketika ikan Hut menelan Nabi Yunus, Allah memberikan ilham kepada ikan Hut agar tidak menyakitinya. Nabi Yunus diam di dalam perut ikan Hut, ia sadar kalau masih hidup, lalu Nabi Yunus menyungkur (bersujud) kepada Allah dan berdoa, “Ya Allah, tidak ada tuhan melainkan Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku ini orang yang aniaya (berbuat dosa) dan aku tidak sabar, sehingga aku melarikan diri dari kaumku sebelum ada wahyu-Mu. Ampunilah dosa kami wahai Tuhanku.” Begitulah doa Nabi Yunus, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an:“Dan (ingatlah kisah) fiun-Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, “Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orangorang yang zalim.” Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orangorang yang beriman.” (QS. Al-Anbiya'/21: 87-88)Makam Nabi Yunus as.Nabi Yunus Keluar dari Perut IkanKetika Tuhan telah mengabulkan doa Nabi Yunus, maka keluarlah Nabi Yunus dari perut ikan atas izin Allah, dalam keadaan sakit dan lemah, badannya kurus, tak berdaya, karena terlalu lama di dalam perut ikan, dan sekiranya beliau bukan rasul Allah yang banyak berzikir, pasti beliau mati dalam perut ikan itu. Sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an:“Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai Hari Berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu.” (QS. As-Shaffat/37: 143-146)Kemudian Nabi Yunus keluar dari perut ikan Hut dalam keadaan sakit dan lemah. Maka Allah menumbuhkan diatasnya sebuah pohon yang rindang dari jenis pohon labu yang menaunginya dari terik matahari.Demikianlah keadaan Nabi Yunus untuk beberapa saat lamanya, hingga pulih kembali kesehatannya, hilang kekhawatirannya dan tenang jiwanya.Kemudian Allah memerintahkan agar kembali kepada kaum yang ditinggalkannya. Dalam perjalanan pulang beliau bertemu seorang penggembala, lalu beliau bertanya kepadanya, “Bagaimana kabar orang-orang yang ada di kampung?”Si penggembala itu menjawab, “Kabar baik, mereka hidup aman dan tenteram, karena mereka telah bertobat kepada Allah, ketika mereka melihat azab akan turun. Mereka mengharapkan rasul cepat kembali kepada mereka untuk memimpinnya.”Mendengar kabar itu Nabi Yunus gembira, seraya berkata, “Aku inilah Yunus yang menjadi rasul Allah.”Kemudian penggembala itu pergi kepada kaumnya, mengabarkan kedatangan Nabi Yunus. Kaumnya sangat gembira sekali atas kedatangan Nabi Yunus itu, dan Nabi Yunus tetap di sisi mereka beberapa tahun lamanya, sebagaimana firman Allah:“Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.” (QS. As-Shaffat/37: 147-148)

Wallahu A’lam

Jakarta - Nabi Yunus AS adalah seorang nabi yang diutus Allah SWT kepada suatu kaum yang disebut Ninawa. Kaum tersebut dikenal memiliki sikap yang keras kepala dan mengingkari Allah. 

Allah memerintahkan kepada Yunus untuk menginsafkan kaum tersebut dalam waktu 40 hari. Nabi Yunus menjalankan perintah dengan memberi peringatan kepada kaum tersebut untuk segera bertobat. Kalau dalam waktu 40 hari mereka tidak bertobat, mereka akan diberikan azab atau siksa dari Allah SWT.

Kendati sudah mendapat peringatan keras dari Nabi Yunus, kaum Ninawa tidak menggubrisnya dan justru menantang untuk segera diturunkan azab. Setelah berjalan 40 hari mereka tidak bertobat maka Nabi Yunus pergi meninggalkan kaumnya ke sebuah tempat yang jauh hingga di sebuah pesisir.

Engkau menangis karena pohon itu, bukan menangisi seratus ribu orang yang hendak engkau binasakan.

Rupanya, kepergian Yunus AS tanpa seizin Allah. Maka dari itu, Nabi Yunus digambarkan sebagai nabi dengan “melarikan diri,” sebagaimana dijelaskan Alquran. 

“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan,” (QS. Ash-Shaffat: 139-140).

Atas dasar itu pula, Allah melarang Rasulullah Muhammad SAW agar tidak seperti nabi yang pernah ditelan ikan (Nabi Yunus AS), sebagaimana dinyatakan dalam Alquran.

“Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya),” (QS. Al-Qalam: 48).

Nabi Yunus Ditelan Ikan

Ketika sudah sampai di pantai, Nabi Yunus AS bertemu sekelompok orang dan menumpang di kapalnya. Setelah beberapa saat berlayar, kapal yang ditumpangi Yunus mendadak berhenti dan tak bisa melanjutkan perjalanan. Padahal, kapal-kapal yang ada di kiri dan kanannya tetap berlayar seperti biasa. Sementara kapal yang ditumpangi Nabi Yunus AS hanya terombang-ambing di atas air. 

Namun sebagian riwayat mengisahkan kapal itu diterpa guncangan hebat hingga membuat mereka takut kapal tenggelam. Namun Nabi Yunus AS menyadari diamnya kapal akibat keberadaan dirinya. Disampaikanlah kepada para awak kapal bahwa kapal tersebut tak mau bergerak karena ditumpangi seorang hamba yang lari dari tuhannya, 

“(Ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan,” (QS Ash-Shaffat: 140). 

Keputusannya ialah Nabi Yunus harus dilemparkan ke tengah lautan agar kapal bisa kembali berlayar. Namun, mereka menolak melemparkan Nabi Yunus AS, karena tahu bagaimana kemuliaannya di hadapan Allah. 

Akhirnya, Nabi Yunus AS menawarkan jalan keluar, “Coba adakanlah undian di tengah kalian. Siapa nama yang keluar dari undian, dialah yang harus terlempar ke lautan.” Dilaksanakanlah undian, dan hasilnya adalah nama Nabi Yunus AS. Namun mereka enggan melemparkannya. Mereka kembali mencoba untuk kedua kalinya. Hingga ketiga kalinya, hasilnya tetap sama. Undian jatuh kepada Nabi Yunus AS. Sungguh kehendak Allah, sebagaimana firman-Nya, Kemudian Yunus ikut undian dan dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian itu,” (QS Ash-Shaffat: 141).

Setelah mendapatkan hasil undian, Nabi Yunus AS tidak ragu menghempaskan diri ke lautan. Sebelum menyentuh air lautan, tubuh Yunus langsung disambar ikan besar. Para penumpang lain yakin bahwa sang nabi tidak akan selamat dari kematian.

Begitu ikan menyambar tubuh Nabi Yunus AS, Allah memerintah ikan tersebut agar tidak membinasakannya. Tak heran bila ikan itu hanya membawa Sang Nabi ke dasar lautan, sehingga diliputi beberapa kegelapan, yakni kegelapan laut, kegelapan perut ikan, dan kegelapan malam, maka ia menyeru dalam beberapa kegelapan.

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (QS. Al-Anbiya: 87).

Begitu dimuntahkan, Yunus dalam keadaan sakit, lemah, dan kulitnya mengelupas. Nabi Yunus dilemparkan ke daerah yang tandus.

"Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit" (QS al-Shaffat: 145).

Rasulullah SAW menyerupakan kulit Nabi Yunus AS yang mengelupas akibat gesekan yang dialaminya selama dalam perncernaan ikan seperti tubuh burung yang baru dicabuti bulunya. Nyaris tak ada bulu sedikit pun.

Di tempat Yunus AS dimuntahkan, Allah menumbuhkan sebuah pohon seperti pohon labu, "Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu" (QS Ash-Shaffat: 146). 

Dikabarkan oleh Rasulullah Muhammad menerangkan bahwa Nabi Yunus AS berlindung di bawah pohon labu tersebut. Ia memakan buahnya. Namun, selang beberapa lama, tumbuhan itu pun kering. Ia pun menangis, hingga Allah menurunkan wahyu sekaligus memberikan teguran kepadanya, “Engkau menangis karena pohon itu, bukan menangisi seratus ribu orang yang hendak engkau binasakan.” []

  Baca juga: