Analisi perbandingan tarif pandu di palembang dan di jepang

TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHA

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

Home TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHA

TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHA

Segmen usaha Perseroan dikelompokan ke dalam segmen usaha operasi dan geografis. Segmen usaha operasi meliputi Segmen Operasi Kepelabuhan dan Segmen Jasa Lainnya. Segmen Geografis terdiri dari Tanjung Priok, Panjang, Banten, Palembang, Teluk Bayur, Pontianak, Bengkulu, Cirebon, Sunda Kelapa, Jambi, Pangkal Balam, dan Tanjung Pandan.

Penjelasan, produktivitas, pendapatan dan profitabilitas dari masing-masing segmen usaha diuraikan sebagai berikut.

SEGMEN OPERASI KEPELABUHANAN

Segmen Operasi Kepelabuhanan meliputi Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Terminal, Pengusahaan Alat, Pelayanan Terminal Petikemas.

PELAYANAN JASA KAPAL

Pelayanan jasa kapal merupakan pelayanan yang diberikan kepada kapal mulai masuk hingga keluar pelabuhan. Pelayanan jasa kapal meliputi:

1. Jasa Labuh Jasa yang diberikan untuk kapal melakukan lego jangkar di area kolam pelabuhan sebelum kapal sandar;

2. Jasa Tambat Jasa yang diberikan untuk kapal yang merapat ke dermaga untuk melakukan kegiatan bongkar muat;

3. Jasa Pandu Jasa yang diberikan untuk kapal keluar masuk menuju dermaga melalui alur pelabuhan, agar navigasi pelayaran dapat dilaksanakan dengan selamat, tertib, dan lancar demi keselamatan kapal dan lingkungan;

4. Jasa Tunda Jasa yang diberikan oleh kapal tunda untuk mendorong atau menarik kapal menuju atau keluar dermaga.

Produktivitas Pelayanan Jasa Kapal

Realisasi untuk produksi pelayanan jasa kapal tahun 2019 di lingkungan IPC dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Produksi Jasa Pelayanan Kapal

Labuh

Realisasi produksi jasa labuh di pelabuhan umum tahun 2018 dan 2019 tidak dipungut dan dicatatkan terkait dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. 69 tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Tambatan

Realisasi produksi jasa tambat di pelabuhan umum tahun 2019 sebesar 345.982.640 Gtetm turun 7,68% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 374.750.198. Hal ini utamanya dipengaruhi oleh tidak tercapainya produksi jasa tambat kunjungan kapal domestik dan berbendera luar negeri di pelabuhan Tanjung Priok, Panjang, Palembang Pontianak. Penurunan tersebut seiring dengan menurunnya kunjungan kapal luar negeri dan domestik melalui pelabuhan Tanjung Priok, Panjang, Palembang Pontianak Banten dan Teluk Bayur.

Pemanduan dan Penundaan

Realisasi produksi jasa pemanduan tahun 2019 dalam jumlah gerakan tercapai sebesar 65.901 Kplgrk turun 16,42% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 78.849 Kplgrk. Hal ini dipengaruhi menurunnya jumlah gerakan pemanduan seiring dengan menurunnya kunjungan kapal di Pelabuhan Umum terutama di Pelabuhan Tanjung Priok, Panjang, Palembang, Teluk Bayur dan Bengkulu.

Realisasi produksi jasa penundaan tahun 2019 sebesar 147.483 Kpl-Jam, turun 11,98% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 167.550 Kpl-Jam. Hal tersebut dipengaruhi oleh tidak tercapainya target jasa penundaan Pelabuhan Umum khususnya kapal dangan ukuran kelompok Grt 26001 sampai dengan 40.000 dan belum terealisasinya kerjasama di Tersus Kedawangan dan Tersus

(Exxon Mobil Cepu Limited) dan DUKS tertuata di Pelabuhan Tanjung Priok, Teluk Bayur, Bengkulu dan Panjang seiring dengan penurunan jumlah kunjungan kapal regular luar negeri (ocean going) di pelabuhan tersebut.

Pendapatan Pelayanan Jasa Kapal

Pendapatan pelayanan jasa kapal tahun 2019 sebesar Rp1,32 triliun mengalami penurunan sebesar Rp94,39 miliar atau 6,66% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp1,42 triliun. Hal ini terutama disebabkan:

1. Tidak tercapainya pendapatan pandu dan tunda di Pelabuhan umum pada beberapa cabang pelabuhan yang disebabkan penurunan kunjungan kapal luar negeri terutama pada Pelabuhan Tanjung Priok dan panjang yang merupakan pengaruh dari perlambatan ekonomi secara nasional dan global/deficit Balance Of Trade (BOT);

2. Adanya pembatasan ekspor karet di tahun 2019 yang disebabkan harga pasar internasional karet sangat rendah sehingga 3 (tiga) negara (Indonesia, Malaysia, Thailand) sepakat untuk membatasi ekspor karet dan kebutuhan untuk metal box juga berkurang sejalan dengan penurunan ekspor tersebut.

Tabel Pendapatan Pelayanan Jasa Kapal (dalam ribuan Rupiah)

PELAYANAN JASA BARANG

Merupakan pelayanan bongkar muat mulai dari kapal hingga penyerahan ke pemilik barang. Pelayanan barang meliputi:

1. Jasa Dermaga Pelayanan yang disediakan untuk kegiatan bongkar maupun muat atau naik turun penumpang melalui dermaga.

2. Gudang dan Lapangan Penumpukan Merupakan jasa penyimpanan atau penempatan kontainer.

Produktivitas Pelayanan Jasa Barang

Realisasi sampai dengan periode tahun 2019 untuk Produksi Pelayanan Jasa Barang di IPC dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Produksi Pelayanan Jasa Barang

Dermaga Umum

Realisasi produksi pelayanan jasa dermaga untuk tahun 2019 dalam satuan Ton sebesar 49.632.970 Ton atau mengalami tren pertumbuhan naik sebesar 2,16% terhadap realisasi di tahun 2018 sebesar 48.585.622 Ton. Hal ini dipengaruhi dengan terealisasinya komoditi curah kering di Cirebon, general cargo, dan sparepart di terminal domestik dan internasional car terminal, bag cargo di Cabang Pelabuhan Teluk Bayur dan Banten.

Realisasi produksi pelayanan jasa barang di dermaga umum dalam satuan M3 sebesar 5.582.922 atau mengalami tren penurunan sebesar 31,60% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 8.162.458. Hal tersebut seiring dengan menurunnya realisasi kegiatan general cargo di Pelabuhan Tanjung Priok.

Realisasi produksi pelayanan jasa dermaga di terminal multipurpose dalam satuan Box sebesar 327.645 Box atau mengalami tren penurunan sebesar 49,99% di bawah realisasi tahun 2018 sebesar 655.217 Box. Hal ini sejalan dengan belum terealisasinya kegiatan petilkemas di Pelabuhan Cirebon dan tidak tercapainya anggaran arus petikemas melalui Pelabuhan Bengkulu, Sunda Kelapa dan Pangkal Balam.

Realisasi produksi pelayanan jasa dermaga dalam satuan ekor sebesar 588.833 ekor atau mengalami tren pertumbuhan sebesar 154,23% di atas realisasi tahun 2018 sebesar 231.613 ekor sebagaimana terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok dan Panjang seiring dengan meningkatnya kebutuhan hewan untuk kebutuhan Idul Fitri dan untuk persiapan ibadah qurban Idul Adha.

Realisasi produksi pelayanan jasa dermaga dalam satuan unit sebesar 935.280 unit atau mengalami tren pertumbuhan sebesar 17,68% di atas realisasi tahun 2018. Hal ini sejalan dengan tercapainya anggaran kendaraan (mobil) dan alat berat melalui terminal kendaraan PT IKT Tbk.

Gudang dan Lapangan Penumpukan

Realisasi produksi pelayanan jasa gudang untuk tahun 2019 dalam satuan Ton-Hari sebesar 2.993.366 Ton-Hari atau turun 24,33% di bawah realisasi tahun 2018 sebesar 3.956.008 Ton-Hari. Hal ini seiring dengan menurunnya penumpukan box metal karet, kelapa di Pelabuhan Palembang dan Jambi.

Realisasi produksi pelayanan jasa penumpukan melalui gudang dalam satuan M3-Hari tahun 2019 sebesar 475.201 di bawah realisasi tahun 2018 sebesar 580.742. Hal ini dipengaruhi kecenderungan kegiatan penumpukan barang untize melalui gudang di Pelabuhan Tanjung Priok, Palembang, Jambi dan Cirebon karena didukung dengan adanya faktor libur panjang lebaran di Cabang Pelabuhan tersebut.

Realisasi produksi pelayanan jasa penumpukan melalui lapangan dalam satuan Ton-Hari sebesar 9.935.920 atau 0,94% di bawah realisasi tahun 2018 sebesar 10.030.135. Hal tersebut dipengaruhi oleh waktu/masa penumpukan di lapangan yang tidak lama (truck lossing atau muat langsung) untuk komoditi general cargo yang ditangani yang tidak terjadi di pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa dan Pangkal Balam.

Pendapatan Pelayanan Jasa Barang

Pendapatan pelayanan jasa barang tahun 2019 sebesar Rp107,22 miliar mengalami penurunan sebesar Rp43,90 miliar atau 29,05% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp151,12 miliar. Hal ini dipengaruhi:

1. Seiringnya dengan penurunan trafik kapal secara umum pada lingkungan bisnis IPC khususnya pada beberapa pelabuhan yang besar antara lain Pelabuhan Tanjung Priok, Panjang, Teluk Bayur, Palembang, Banten, Pontianak serta terjadi penurunan handling cargo multipurpose dan turunnya permintaan domestik untuk komoditi gypsum, klinker dan batubara;

2. Adanya larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) terutama pada negara Uni Eropa dengan issue lingkungan hidup, penurunan ekspor juga terjadi pada negara tujuan India dan Tiongkok.

Tabel Pendapatan Pelayanan Jasa Barang (dalam ribuan Rupiah)

PELAYANAN TERMINAL

Pelayanan terminal ini, antara lain termasuk penanganan petikemas domestik, break bulk, dry bulk, curah cair dan kendaraan domestik maupun penumpang.

Produktivitas Pelayanan Terminal

Realisasi sampai dengan periode tahun 2019 untuk produksi pelayanan jasa terminal di lingkungan IPC dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Produksi Pelayanan Terminal

Realisasi produksi pelayanan terminal stevedoring untuk tahun 2019 dalam satuan Ton sebesar 34.433.553 Ton turun 1,45% di bawah realisasi tahun 2018 yang sebesar 34.940.698 Ton. Realisasi produksi pelayanan terminal stevedoring tahun 2018 dalam satuan M3 sebesar 2.450.173 M3 atau 10,90% di bawah realisasi tahun 2018 sebesar 2.749.800. Penurunan tersebut seiring dengan menurunnya kegiatan CPO dan paletize karet.

Realisasi produksi pelayanan terminal untuk cargodoring satuan Ton sebesar 2.784.890 Ton atau 23,09% di bawah tahun 2018 sebesar 3.621.006 Ton. Penurunan tersebut seiring dengan menurunnya kegiatan cargodoring untuk ekspor karet.

Realisasi produksi pelayanan terminal untuk receiving/delivery (R/D) satuan Ton tahun 2019 sebesar 275.035 Ton atau 23,98% di atas tahun 2018 sebesar 221.839 Ton. Hal tersebut seiring dengan peningkatan R/D penumpukan bag cargo melalui gudang Pelabuhan Teluk Bayur, Pontianak dan Jambi.

Realisasi produksi pelayanan terminal untuk bongkar muat petikemas operasi kapal di terminal konvensional sebesar 630.105 Box atau mengalami penurunan sebesar 29,44% jika dibandingkan dengan realisasi pada periode tahun 2018 sebesar 893.054 Box. Hal ini seiring dengan penurunan arus bongkar alat berat disebabkan adanya penurunan pelayanan penanganan kapal yang rata-rata muatannya adalah truck.

Realisasi produksi jasa operasi lapangan terealisasi sebesar 1.020.561 Box atau mengalami penurunan sebesar 27,50% jika dibandingkan dengan realisasi pada periode tahun 2018 sebesar 1.407.729 Box. Hal ini dipengaruhi menurunnya kegiatan Lo-Lo karena perubahan scope bisnis anak perusahaan PTP yang fokus ke non petikemas serta karena pola operasi truck lossing.

Demikian juga dengan untuk realisasi produksi penumpukan petikemas di lapangan konvensional sebesar 802.474 Box-Hari atau 59,77% di bawah realisasi tahun 2018 sebesar 1.994.587. Hal tersebut dipengaruhi meningkatnya waktu penumpukan seiring degan pembatasan truck saat libur panjang lebaran dan tahun baru serta dipengaruhi adanya peningkatan kegiatan bongkar muat di Teluk bayur dan Terminal Domestik Tanjung Priok.

Pendapatan Pelayanan Jasa Terminal

Pendapatan pelayanan jasa terminal tahun 2019 sebesar Rp3,27 triliun mengalami peningkatan sebesar Rp24,72 miliar atau 0,76% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp3,24 triliun. Hal ini dipengaruhi oleh:

1. Seiringnya dengan penurunan trafik kapal secara umum pada lingkungan bisnis IPC khususnya pada beberapa pelabuhan yang besar antara lain Pelabuhan Tanjung Priok, Panjang, Teluk Bayur, Palembang, Banten, Pontianak serta terjadi penurunan handling cargo multipurpose dan turunnya permintaan domestik untuk komoditi gypsum, klinker dan batubara;

2. Adanya larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) terutama pada negara Uni Eropa dengan issue lingkungan hidup, penurunan ekspor juga terjadi pada negara tujuan India dan Tiongkok.

Tabel Pendapatan Pelayanan Jasa Terminal (dalam ribuan Rupiah)

PENGUSAHAAN ALAT

Jasa yang diberikan, berupa persewaan forklift, kran (darat, apung dan listrik), kapal tunda, motor boat dan alat pemadam kebakaran.

Produktivitas Pengusahaan Alat

Realisasi sampai dengan periode tahun 2019 untuk produksi pengusahaan alat di IPC dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Produksi Pengusahaan Alat

Realisasi produksi pengusahaan alat dalam satuan jam tahun 2018 sebesar 3.549 jam atau 98,84% di bawah realisasi tahun 2019 sebesar 305.446 jam. Hal ini seiring dengan menurunnya permintaan kegiatan B/M di pelabuhan Tanjung Priok, Panjang, Palembang, Teluk Bayur, Cirebon dan Tanjung Pandan.

Pendapatan Pengusahaan Alat

Pendapatan pengusahaan alat tahun 2019 sebesar Rp66,74 miliar mengalami penurunan sebesar Rp31,85 miliar atau 32,31% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp98,57 miliar. Penurunan pendapatan tersebut dipengaruhi oleh turunnya produksi di tahun 2019.

Tabel Pendapatan Pengusahaan Alat (dalam ribuan Rupiah)

TERMINAL PETIKEMAS

Merupakan terminal pengumpulan petikemas untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan.

Produktivitas Terminal Petikemas

Realisasi sampai dengan periode tahun 2019 untuk produksi pelayanan jasa terminal petikemas di lingkungan IPC dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Produksi Pelayanan Terminal Petikemas

Realisasi produksi pelayanan terminal untuk bongkar muat petikemas operasi kapal di terminal petikemas tahun 2019 sebesar 1.718.931 Box atau 9,36% naik dibandingkan realisasi tahun 2018 sebesar 1.571.865 Box. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya kegiatan B/M di Pelabuhan Teluk Bayur terutama untuk komoditi semen, coconut milk, gambir, kertas dan di pelabuhan Domestik Tanjung Priok untuk komoditi general cargo.

Realisasi produksi jasa operasi lapangan tahun 2019 terealisasi sebesar 1.911.228 Box atau mengalami tren positif naik 33,40% dibandingkan realisasi tahun 2018 sebesar 1.407.729 Box. Hal ini sebagaimana dipengaruhi adanya peningkatan kegiatan Lo-Lo di Teluk Bayur dan Terminal Domestik Tanjung Priok.

Realisasi produksi penumpukan petikemas tahun 2019 sebesar 2.918.117 Box meningkat sebesar 24,23% dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 2.349.009 Box-Hari. Hal ini sebagaimana dipengaruhi meningkatnya waktu penumpukan seiring degan pembatasan truck saat libur panjang lebaran dan tahun baru serta dipengaruhi adanya peningkatan kegiatan bongkar muat di Teluk Bayur dan Terminal Domestik Tanjung Priok.

Tabel Kerjasama dengan Mitra Usaha

Realisasi produksi operasi kapal Kerjasama dengan Mitra Usaha (KSMU) tahun 2018 dalam satuan Box sebesar 605.706 Box meningkat sebesar 2,65% dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 590.057 Box-Hari. Hal tersebut seiring dengan pengaturan perbaikan berat dermaga sesuai dengan kondisi peak time kebutuhan operasional sehingga risiko besar terjadinya ganguan operasional dapat diminimalisir.

Pendapatan Terminal Petikemas

Pendapatan terminal petikemas tahun 2019 sebesar Rp2,60 triliun mengalami penurunan sebesar Rp102,76 miliar atau 3,80% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2,71 triliun. Hal ini terutama dipengaruhi pendapatan dari PT IPC TPK antara lain disebabkan:

1. Area Jambi: Penurunan ekspor karet yang diakibatkan oleh harga pasar internasional karet sangat rendah sehingga 3 (tiga) negara (Indonesia, Malaysia, Tahiland) sepakat untuk membatasi ekspor karet sehingga kebutuhan kemasan metal box juga berkurang sejalan dengan penurunan ekspor karet tersebut;

2. Area Palembang: PT Indonesia Fortune Liyod (PT IFL) mengalami kerusakan kapal sejak April 2019, PT Indo Container Line (ICON) stop service ke Palembang sejak awal tahun 2019, serta target muatan dari OKI Pulp tidak tercapai sepenuhnya akibat bongkar muat secara ship to ship;

3. Area Pontianak: Adanya pelayaran ICON yang pindah ke DUKS sehingga berdampak pada hilanya throughput sebesar 30.000 TEUs.

Tabel Pendapatan Terminal Petikemas (dalam ribuan Rupiah)

SEGMEN JASA LAINNYA

Segmen Jasa Lainnya meliputi Pengusahaan Tanah, Bangunan, Air dan Listrik dan Fasilitas Rupa-Rupa.

PENGUSAHAAN TANAH, BANGUNAN, AIR DAN LISTRIK (TBAL)

Merupakan jasa persewaan lahan, bangunan, air bersih serta energi listrik.

Produktivitas Pengusahaan Tanah, Bangunan, Air dan Listrik (TBAL)

Realisasi sampai dengan Tahun 2019 untuk produksi pengusahaan TBAL di lingkungan IPC dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Pengusahaan TBAL

Persewaan Tanah

Realisasi produksi persewaan tanah tahun 2019 sebesar 12.428.681 atau mengalami tren positif naik 180,73% dibandingkan realisasi persewaan tanah di tahun 2018 sebesar 4.427.323. Hal ini dipengaruhi terealisasinya beberapa kontrak jangka panjang pengoperasioan common area di Cabang Pelabuhan Tanjung Priok, lahan penumpukan di Pelabuhan Banten.

Persewaan Perairan

Realisasi produksi persewaan perairan tidak dipungut dan dicatatkan terkait dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. 69 tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Persewaan Bangunan

Realisasi produksi persewaan bangunan tahun 2019 sebesar 98.509 atau tidak ada perbedaan dari realisasi tahun 2018 sebesar 98.509.

Pengusahaan Air

Realisasi produksi pengusahaan air perkantoran tahun 2019 sebesar 48.012 Ton atau 76,53% di bawah realisasi tahun 2018 sebesar 204.546 Ton.

Demikian pula dengan realisasi produksi pengusahaan air kapal tahun 2019 sebesar 308.198 atau 40,76% di bawah realisasi tahun 2018 sebesar 520.216. Hal ini dipengaruhi oleh tidak berporduksinya pengusahaan air seiring dengan gangguan distribusi supply air.

Pengusahaan Listrik

Realisasi produksi pengusahaan listrik tahun 2019 sebesar 2.014.009 KWH atau (97,72%) di bawah realisasi tahun 2018 sebesar 88.172.554 KWH. Hal ini seiring dengan realisasi elektrifikasi oleh PT EPI Entitas Anak IPC belum tercapai dan adanya faktor terkait adanya penghematan pemakaian customer seiring dengan alih teknologi menggunakan lampu LED.

Pendapatan Pengusahaan Tanah, Bangunan, Air dan Listrik (TBAL)

Pendapatan pengusahaan tanah, bangunan, air dan listrik tahun 2019 sebesar Rp2,85 triliun mengalami penurunan sebesar Rp20,31 miliar atau 0,71% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2,87 triliun. Hal ini dipengaruhi belum optimalnya upaya canag-cabang melakukan optimalisasi lahan sehingga berdampak pada penurunan pendapatan tanah dan bangunan terutama di Cabang Tanjung Priok dan Panjang. Selain itu pengaruh dari nilai tukar kurs Dollar (USD) terhadap Rupiah (Rp) yang berpengaruh terhadap penerimaan rental fee dari PT JICT, KSO Koja dan NPCT1 (kurs realisasi tahun 2019 Rp13.901/ USD sedangkan kurs realisasi tahun 2018 Rp14.481/USD)

Tabel Pendapatan TBAL (dalam ribuan Rupiah)

FASILITAS RUPA-RUPA USAHA

Jasa rupa-rupa ini, antara lain termasuk jasa angkutan, jasa konsultan dan surveyor pelabuhan, jasa kesehatan, dan lain-lain.

PRODUKTIVITAS FASILITAS RUPA-RUPA USAHA

Realisasi tahun 2019 untuk produksi fasilitas rupa-rupa usaha di lingkungan IPC dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Fasilitas Rupa-Rupa Usaha

Pas Pelabuhan

Realisasi produksi pas pelabuhan tahun 2019 sebesar 12.997.455 lembar atau 4,94% di bawah realisasi tahun 2018 yang sebesar 13.672.540 lembar namun demikian, meskipun secara produksi turun tetapi pendapatan pas pelabuhan mengalami kenaikan 32,69% salah satunya dipengaruhi penerapan e-pass gate system di Pelabuhan Tanjung Priok.

Retribusi

Realisasi produksi retribusi tahun 2019 sebesar 1.410.230 lembar atau 11.270,07% di atas realisasi tahun 2018 yang sebesar 12.403 lembar sebagaiman terjadi di Panjang dan Sunda Kelapa seiring dengan meningkatnya retribusi alat bongkar muat di pelabuhan tesebut.

Pendapatan Fasilitas Rupa-Rupa Usaha

Pendapatan fasilitas rupa-rupa usaha tahun 2019 sebesar Rp921,67 miliar mengalami penurunan sebesar Rp26,45 miliar atau 2,79% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp948,12 miliar. Hal ini disebabkan antara lain:

1. Tidak optimalnya capaian pendapatan yang dipengaruhi terlambatnya penyelesaian pembangunan dan pengoperasian RS Pelabuhan Palembang dan RS Port Medical Center yang semula diasumsikan beroperasi bilan Agustus 2019 namun di proyeksikan baru terealisasi triwulan II tahun 2020;

2. Tidak optimalnya pendapatan PT PPI yang disebabkan belum terealisasinya pembangunan CY 57 meter yang berdampak pada pengurangan pendapatan QSR sebesar 11% per tahun atau setara dengan USD6,16 juta;

3. Tidak optimalnya pendapatan PT MTI disebabkan belum beroperasinya TPS di lapangan Sulawesi pada tahun 2019 dan belum optimalnya kegiatan freight forwarding;

4. Tidak tercapainya pendapatan PT PII yang disebabkan kegiatan pendapatan operasi yang masih bertumpu kepada investasi Pasar Uang dan Pasar Modal (PUPM) yang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal terutama oleh kondisi makro ekonomi dan pasar saat ini yang belum membaik.

Tabel Pendapatan Rupa-Rupa Usaha (dalam ribuan Rupiah)

Profitabilitas Segmen Operasi

Laba tahun berjalan segmen operasi tahun 2019 sebesar Rp2,50 triliun, meningkat 3,01% dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar Rp2,43 triliun. Peningkatan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pertumbuhan pendapatan keuangan di tahun 2019.

Tabel Profitabilitas Segmen Operasi Tahun 2018 (dalam ribuan Rupiah)

Tabel Pertumbuhan Profitabilitas Segmen Operasi Tahun 2018-2019 (dalam %)

SEGMEN USAHA – GEOGRAFIS

TANJUNG PRIOK

Cabang Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia yang terletak di pesisir Jakarta Utara. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor impor maupun barang antar pulau. Pelabuhan Tanjung Priok dibangun pada akhir abad ke- 19. Ketika itu Pemerintah Kolonial Belanda memutuskan untuk membangun pelabuhan baru karena pelabuhan yang ada yakni Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa sudah tidak mampu menerima kapal-kapal besar yang datang dari berbagai belahan dunia.

Saat ini, Cabang Pelabuhan Tanjung Priok melayani kapal penumpang, barang domestik dan mancanegara. Fasilitas intermoda yang lengkap di Cabang Pelabuhan Tanjung Priok mampu mendistribusikan logistik ke seluruh kota di Indonesia. Letaknya yang strategis dengan hinterland yang merupakan kawasan dengan aktivitas perdagangan dan industri, menjadikan Cabang Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan utama di Pulau Jawa.

Tingginya aktivitas bongkar muat tersebut didukung oleh kelengkapan fasilitas dan peralatan bongkar muat yang dimiliki Cabang Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan dukungan teknologi dan fasilitas modern, Cabang Pelabuhan Tanjung Priok mampu melayani kapal-kapal generasi mutakhir dengan kapasitas di atas 4.000 TEUs, yang langsung datang dari dan menuju ke berbagai pusat perdagangan internasional.

Tabel Fasilitas Cabang Pelabuhan Tanjung Priok, DKI Jakarta

Tabel Rekapitulasi Data Aset Peralatan Cabang Pelabuhan Tanjung Priok, DKI Jakarta

Produktivitas Tanjung Priok

Realisasi kunjungan kapal dalam satuan unit tahun 2019 sebesar 12.650 Unit, turun 17,23% dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar 15.284 unit. Dari sisi GT juga mengalami penurunan 8,29% dari 160.558.455 GT di tahun 2018 menjadi 147.243.178 GT di tahun 2019. Hal tersebut dipengaruhi siklus 5 (lima) tahunan dikarenakan faktor pesta demokrasi Indonesia.

Realisasi arus petikemas pada tahun 2019 sebesar 4.861.726 Box menurun 0,22% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 4.851.146 Box. Dari sisi TEUs petikemas juga mengalami peningkatan sebesar 1,02% dari 6.743.523 TEUs di tahun 2018 menjadi 6.812.064 TEUs di tahun 2019. Hal tersebut karena ketidaklancaran arus kegiatan bongkar muat yang disebabkan kemacetan lalu lintas area pelabuhan dan kerusakan alat bongkar muat.

Pendapatan Tanjung Priok

Pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp8.426,35 miliar atau 12,83% di bawah realisasi pendapatan usaha tahun tahun 2018 sebesar Rp9.666,18. Hal ini disebabkan penurunan kunjungan kapal luar negeri terutama pada pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pengaruh dari perlambatan ekonomi secara nasional dan global/deficit Balance Of Trade (BOT).

Tabel Pendapatan Tanjung Priok (dalam miliar Rupiah)

Profitabilitas Tanjung Priok

Laba bersih tahun 2019 sebesar Rp783,42 miliar mengalami penurunan sebesar Rp25,43 miliar atau 3,14% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp808,85 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh peningkatan beban usaha sebesar 6,11% yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan pendapatan usaha sebesar 4,56% terutama Pengusahaan TBAL dan Fasilitas Rupa-Rupa Usaha sedangkan Pelayanan Jasa Kapal dan Pelayanan Terminal mengalami penurunan.

Tabel Profitabilitas Tanjung Priok (dalam miliar Rupiah)

PANJANG

Pada abad ke-17, Pemerintah Hindia Belanda membangun Cabang Pelabuhan Panjang dengan dermaga sepanjang 200 meter, menggunakan konstruksi caisson dengan kedalaman -7 m.LWS beserta satu unit gudang seluas 1.000 . Pelabuhan Panjang kemudian berkembang menjadi pelabuhan besar di Pulau Sumatera dan berperan sebagai urat nadi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung hingga saat ini.

Berada pada titik persilangan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, Cabang Pelabuhan Panjang merupakan pelabuhan yang sangat prospektif di masa mendatang. Luas area/lahan pelabuhan masih dapat dikembangkan untuk kerja sama pembangunan berbagai terminal guna melayani kebutuhan pengguna jasa kepelabuhanan. Di samping itu lahan pertanian dan perkebunan yang membentang di Provinsi Lampung sangat subur untuk kegiatan agrobisnis. Saat ini lingkup hinterland tersebut masih menunggu para investor untuk dikembangkan secara optimal. Cabang Pelabuhan Panjang melayani kapal dengan berbagai jenis barang, seperti barang umum, barang dalam kantung, curah cair, curah kering dan petikemas. Arus petikemas terus tumbuh setiap tahunnya seiring pertumbuhan kegiatan industri, pertambangan, dan perkebunan di wilayah itu. Dengan tersedianya terminal petikemas yang dilengkapi dengan 3 (tiga) container crane, 5 (lima) transtainer, dan top loader serta didukung terminal khusus curah yang ada saat ini, Cabang Pelabuhan Panjang siap memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pengguna jasa.

Tabel Fasilitas Cabang Pelabuhan Panjang, Lampung

Tabel Rekapitulasi Data Aset Peralatan Cabang Pelabuhan Panjang, Lampung

Produktivitas Panjang

Realisasi curah cair pada tahun 2019 sebesar 2.109.628 ton meningkat 23,27% dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar 1.711.443 ton. Hal tersebut dipengaruhi oleh loading rate pompa besar dan muatan tidak terlalu kental, serta tanki tempat penimbunan barang dekat dengan pelabuhan.

Realisasi arus petikemas pada tahun 2019 sebesar 103.719 Box meningkat 8,43% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 95.658 Box. Dari sisi TEUs petikemas juga mengalami peningkatan sebesar 7,42% dari 116.407 TEUs di tahun 2018 menjadi 125,040 TEUs di tahun 2019. Kenaikan arus petikemas karena perubahan dari pola konvensional menjadi kontainerisasi serta perubahan ukuran petikemas dari ukuran 20 menjadi 40.

Tabel Produktivitas Panjang

Pendapatan Panjang

Pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp431,01 miliar atau 29,67% di atas realisasi pendapatan usaha tahun 2018 sebesar Rp332,39 miliar. Realisasi ini dipengaruhi oleh pengelolaan terminal petikemas terhitung mulai tanggal 1 Januari 2018 dikerjasamakan dengan Entitas Anak yaitu PT IPC Terminal Petikemas.

Tabel Pendapatan Panjang (dalam miliar Rupiah)

Profitabilitas Panjang

Laba bersih tahun 2019 sebesar Rp81,43 miliar mengalami penurunan sebesar Rp3,46 miliar atau 4,08% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp84,89 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan pendapatan usaha sebesar 21,79% yang terjadi hampir di seluruh segmen usaha kecuali Pengusahaan TBAL dan Fasilitas Rupa-Rupa Usaha, penurunan ini disebabkan karena terjadinya peralihan pengusahaan Terminal yang saat ini dikerjasamakan dengan Entitas Anak walaupun beban usaha juga mengalami penurunan sebesar 22,81%.

Tabel Profitabilitas Panjang (dalam miliar Rupiah)

PALEMBANG

Cabang Pelabuhan Palembang atau dikenal sebagai Boom Baru dibangun Pemerintahan Kolonial Belanda menggantikan Pelabuhan Sungai Rendang pada tahun 1924. Pelabuhan ini terletak di antara dua muara anak sungai Musi, yaitu sungai Lawang Kidul dan sungai Belabak. Pada masa itu, Boom Baru memiliki dermaga dengan panjang sekitar 250 meter. Selain dermaga, di tempat ini juga terdapat Kantor atau Bea Cukai yang posisinya terapung.

Saat ini, Cabang Pelabuhan Palembang menjadi pelabuhan sungai terbesar di wilayah Sumatera dan sekaligus merupakan tumpuan urat nadi pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan bongkar muat didominasi oleh barang curah kering dan petikemas, di samping juga melayani barang dengan jenis kemasan lain. Cabang Pelabuhan Palembang memiliki sub-pelabuhan yang sangat potensial dan terbuka bagi kerjasama investasi, yaitu Pelabuhan Sungai Lais, didukung oleh areal yang cukup luas untuk kegiatan industri pengolahan. Untuk mengantisipasi peningkatan arus komoditas di masa mendatang, pelabuhan ini telah memiliki terminal petikemas yang dilengkapi dengan berbagai peralatan modern yang mampu menjamin pelayanan kapal dan barang.

Tabel Fasilitas Cabang Pelabuhan Palembang, Sumatera Selatan

Tabel Rekapitulasi Data Aset Peralatan Cabang Pelabuhan Palembang, Sumatera Selatan

Produktivitas Palembang

Kenaikan arus barang terjadi pada jenis general cargo sebesar 37,70% dari 183.266 Ton di tahun 2018 menjadi 252.351 Ton di tahun 2019. Hal tersebut karena kecukupan alat bantu bongkar muat yang digunakan, truk pengangkut yang melayani dalam jumlah yang memadai dan gudang penerima yang dalam keadaan siap.

Arus penumpang tahun 2019 sebesar 81,196 orang meningkat 20,87% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 67,175 orang. Peningkatan tersebut karena kenaikan trafik penumpang di Pelabuhan Palembang yang diakibatkan peralihan moda transportasi dari pesawat udara ke transportasi laut.

Tabel Produktivitas Palembang

Tabel Utilisasi Fasilitas dan Peralatan Palembang

Pendapatan Palembang

Pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp442,34 miliar atau 56,05% di atas realisasi pendapatan usaha tahun 2018 sebesar Rp283,45 miliar. Realisasi ini dipengaruhi oleh pengelolaan terminal petikemas terhitung mulai tanggal 1 Januari 2018 dikerjasamakan dengan Entitas Anak yaitu PT IPC Terminal Petikemas.

Tabel Pendapatan Palembang (dalam miliar Rupiah)

Profitabilitas Palembang

Laba bersih tahun 2019 sebesar Rp44,12 miliar mengalami penurunan sebesar Rp28,41 miliar atau 39,17% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp72,53 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan pendapatan usaha sebesar 10,60% yang terjadi hampir di seluruh segmen usaha kecuali Pengusahaan TBAL dan Fasilitas Rupa-Rupa Usaha, penurunan ini disebabkan karena terjadinya peralihan pengusahaan Terminal yang saat ini dikerjasamakan dengan Entitas Anak disertai dengan peningkatan beban usaha sebesar 2,85% terutama pada Beban KSMU.

Tabel Profitabilitas Palembang (dalam miliar Rupiah)

PONTIANAK

Saat Singapura diberlakukan sebagai pelabuhan bebas internasional 1819, Pontianak menjadi poros terdepan Hindia Belanda dalam menarik sebagian perdagangan luar negeri. Pada 1834 pemerintah Hindia Belanda memberlakukan Pontianak dan Sambas sebagai pelabuhan bebas. Cabang Pelabuhan Pontianak berada di tepi sungai Kapuas yang menghubungkan area seluas 146,8 ribu km di provinsi Kalimantan Barat. Pelabuhan ini menjadi urat nadi perekonomian wilayah Pontianak, Sintete, Sambas, Sintang, Sanggau, Kapuas, Hulu, Telok Air, Ketapang dan Singkawang.

Cabang Pelabuhan Pontianak memiliki terminal petikemas, dilengkapi dengan berbagai peralatan modern guna mendukung kegiatan bongkar muat secara optimal. Keberadaan subpelabuhan di sekitarnya, makin memperkuat posisi Cabang Pelabuhan Pontianak sebagai pelabuhan utama di Kalimantan Barat.

Tabel Fasilitas Cabang Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat

Tabel Rekapitulasi Data Aset Peralatan Cabang Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat

Produktivitas Pontianak

Kunjungan kapal mengalami kenaikan dalam satuan unit sebesar 10,00% dari 2.199 unit di tahun 2018 menjadi 2.419 unit di tahun 2019. Demikian pula dengan kunjungan kapal dalam satuan GT meningkat 2,49% dari 5.760.994 GT di tahun 2018 menjadi 5.904.171 GT di tahun 2019. Hal tersebut karena meningkatnya perdagangan di sekitar pelabuhan terhadap kebutuhan masyarakat yang dibawa oleh kapal rakyat atau kapal kayu dengan ukuran kapal yang kecil.

Selain itu curah kering tahun 2019 terealisasi sebesar 15.848 Ton, meningkat 2.135,26% dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar 709 Ton. Hal tersebut dipengaruhi oleh lancarnya arus kegiatan bongkar muat.

Tabel Produktivitas Pontianak

Tabel Utilisasi Fasilitas dan Peralatan Pontianak

Pendapatan Pontianak

Pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp366,08 miliar atau 94,73% di atas realisasi pendapatan usaha tahun 2018 sebesar Rp188,00 miliar. Realisasi ini dipengaruhi oleh pengelolaan terminal petikemas terhitung mulai tanggal 1 Januari 2018 dikerjasamakan dengan Entitas Anak yaitu PT IPC Terminal Petikemas.

Tabel Pendapatan Pontianak (dalam miliar Rupiah)

Profitabilitas Pontianak

Laba bersih tahun 2019 sebesar Rp69,83 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp53,97 miliar atau 340,30% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp15,86 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan usaha sebesar 20,58% yang terjadi hampir di seluruh segmen usaha terutama Pelayanan Terminal sedangkan yang mengalami penurunan adalah Pengusahaan TBAL dan Fasilitas Rupa-Rupa Usaha, disertai dengan penurunan beban usaha sebesar 7,35% terutama pada Beban KSMU.

Tabel Profitabilitas Pontianak (dalam miliar Rupiah)

TELUK BAYUR

Cabang Pelabuhan Teluk Bayur, sebelumnya bernama Emmahaven, dibangun sejak zaman kolonial Belanda antara tahun 1888 sampai 1893 di Kota Padang. Cabang Pelabuhan Teluk Bayur merupakan pelabuhan samudera yang terbuka untuk kegiatan perdagangan internasional di provinsi Sumatera Barat. Pelabuhan ini memiliki beberapa kawasan yang merupakan sentra kegiatan ekonomi di Sumatera Barat meliputi Muara Padang dan Air Bangis.

Cabang Pelabuhan Teluk Bayur saat ini telah memiliki standar prosedur pelayanan berdasarkan ISO 9002. Cabang Pelabuhan Teluk Bayur telah dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu menangani berbagai jenis barang antara lain barang curah seperti batubara, semen, klinker, CPO serta komoditas yang menggunakan petikemas seperti kayu manis, teh, moulding, furnitur dan karet, yang merupakan komoditas ekspor unggulan ke Amerika Serikat, Eropa, Asia, Australia dan Afrika.

Tabel Fasilitas Cabang Pelabuhan Teluk Bayur

Tabel Rekapitulasi Data Aset Peralatan Cabang Pelabuhan Teluk Bayur

Produktivitas Teluk Bayur

Realisasi arus petikemas pada tahun 2018 sebesar 80.848 Box meningkat 4,79% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 77.154 Box. Dari sisi TEUs petikemas juga mengalami peningkatan sebesar 5,31% dari 84.659 TEUs di tahun 2018 menjadi 89.156 TEUs di tahun 2019, meningkatnya petikemas karena kesiapan alat bongkar muat dalam pelayaran kegiatan. Demikian pula dengan bag cargo dan curah kering yang meningkat masingmasing 17,58% dan 9,93%. Hal tersebut dipengaruhi karena crane kapal yang berfungsi dengan baik serta beberapa kapal menggunakan full jib crane.

Tabel Produktivitas Teluk Bayur

Tabel Utilisasi Fasilitas dan Peralatan Teluk Bayur

Pendapatan Teluk Bayur

Pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp353,34 miliar atau 41,01% di atas realisasi pendapatan usaha tahun 2018 sebesar Rp250,57 miliar. Realisasi ini dipengaruhi oleh pengelolaan terminal petikemas terhitung mulai tanggal 1 Januari 2018 dikerjasamakan dengan Entitas Anak yaitu PT IPC Terminal Petikemas.

Tabel Pendapatan Teluk Bayur (dalam miliar Rupiah)

Profitabilitas Teluk Bayur

Laba bersih tahun 2019 sebesar Rp40,46 miliar mengalami penurunan sebesar Rp5,13 miliar atau 11,26% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp45,59 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan usaha sebesar 6,44% terutama pada segmen Pendapatan Terminal dan Pengusahaan TBAL akan tetapi terdapat peningkatan beban usaha yang lebih tinggi sebesar 9,81% terutama pada Beban KSMU, Beban Administrasi dan Beban Umum.

Tabel Profitabilitas Teluk Bayur (dalam miliar Rupiah)

BANTEN

Cabang Pelabuhan Banten telah menjadi tempat persinggahan dan transaksi perdagangan domestik dan mancanegara selama lebih dari tiga abad. Pelabuhan yang terletak sekitar 10 kilometer dari pusat kota Serang ini pernah menjadi pelabuhan penting dalam perdagangan internasional di abad ke-15 dan disinggahi kapal-kapal asing yang berasal dari Persia, Arab, India, China, Inggris dan Portugis.

Cabang Pelabuhan Banten memiliki potensi berkembang pesat karena ditopang daerah industri yang tumbuh pesat, seperti industri pengolahan logam, mesin, kimia, dan minyak kelapa sawit. Pelabuhan Banten memiliki 3 (tiga) terminal batu bara dan dermaga Multipurpose yang dilengkapi dengan peralatan bongkar muat petikemas. Aktivitas bongkar muat di Cabang Pelabuhan Banten didominasi pelayanan cargo curah cair dan curah kering.

Tabel Fasilitas Cabang Pelabuhan Banten

Tabel Rekapitulasi Data Aset Peralatan Cabang Pelabuhan Banten

Produktivitas Banten

Realisasi arus general cargo tahun 2019 meningkat 30,20% dari 1,506,935 Ton di tahun 2018 menjadi 1,961,983 Ton di tahun 2019 terutama dipengaruhi oleh kenaikan muat komoditi barang proyek seperti tiang pancang keluar dari Pelabuhan Banten dan kenaikan bongkar sparepart komponen mesin industri untuk kebutuhan pabrik sekitar provinsi Banten.

Realisasi arus petikemas pada tahun 2019 sebesar 0 Box turun 100,00% dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar 17 Box. Dari sisi TEUs petikemas juga mengalami penurunan sebesar 100,00% dari 19 TEUs di tahun 2018 menjadi 0 TEUs di tahun 2019. Hal tersebut karena arus petikemas dalam satuan Box dan TEUs tidak dianggarkan dalam RKAP 2019.

Tabel Produktivitas Banten

Tabel Utilisasi Fasilitas dan Peralatan Banten

Pendapatan Banten

Pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp501,51 miliar atau 54,26% di atas realisasi pendapatan usaha tahun 2018 sebesar Rp327,70 miliar. Hal ini ini dipengaruhi oleh meningkatnya trafik kunjungan kapal di tahun 2019.

Tabel Pendapatan Banten (dalam miliar Rupiah)

Profitabilitas Banten

Laba bersih tahun 2019 sebesar Rp128,02 miliar mengalami penurunan sebesar Rp332,63 miliar atau 72,21% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp460,65 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh Pendapatan di Luar usaha tahun 2019 sebesar Rp48,06 miliar mengalami penurunan sebesar Rp348,00 miliar atau 87,63% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp397,6 miliar akan tetapi terjadi peningkatan pendapatan usaha sebesar 1,36% disertai dengan penurunan beban usaha sebesar 2,46%.

Tabel Profitabilitas Banten (dalam miliar Rupiah)

CIREBON

Pada 1865, pemerintahan kolonial Belanda membangun Pelabuhan Cirebon di Kota Cirebon Jawa Barat. Cabang Pelabuhan Cirebon sangat strategis sebagai pintu gerbang kegiatan usaha bagi hinterland yang luas, yaitu provinsi Jawa Barat dan sebagian provinsi Jawa Tengah. Cabang Pelabuhan Cirebon juga menjadi sangat strategis karena berada di lokasi dekat lintasan jalur jalan raya dan rel kereta api ke seluruh kota di Pulau Jawa. Cabang Pelabuhan Cirebon dilengkapi dengan fasilitas penumpukan petikemas, terminal batubara, terminal aspal curah dan tangki penampungan minyak kelapa sawit. Pelabuhan Cirebon dapat melayani barang curah kering, curah cair dan barang dalam karung.

Tabel Fasilitas Cabang Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat

Tabel Rekapitulasi Data Aset Peralatan Cabang Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat

Produktivitas Cirebon

Realisasi arus general cargo mengalami kenaikan 138,33% dari 19.994 Ton di tahun 2018 menjadi 47.652 Ton di tahun 2019. Hal tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan bongkar muat barang proyek dan komponen mesin Industri melalui di Pelabuhan Cirebon.

Realisasi arus bag cargo mengalami penurunan 11,41% dari 86.869 Ton di tahun 2018 menjadi 76.959 Ton di tahun 2019 yang dipengaruhi oleh menurunnya bongkar pupuk di Pelabuhan Cirebon.

Realisasi arus curah cair mengalami kenaikan 3,29% dari 450.314 Ton di tahun 2018 menjadi 465.134 Ton di tahun 2019 yang dipengaruhi oleh kenaikan bongkar aspal.

Realisasi arus curah kering mengalami kenaikan 1,68% dari 3.896.799 Ton di tahun 2018 menjadi 3.962.445 Ton di tahun 2019. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan kunjungan kapal/ bongkar komoditi batubara.

Tabel Produktivitas Cirebon

Tabel Utilisasi Fasilitas dan Peralatan Cirebon

Pendapatan Cirebon

Pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp207,85 miliar atau 105,70% di atas realisasi pendapatan usaha tahun 2018 sebesar Rp101,04 miliar. Hal ini ini dipengaruhi oleh meningkatnya trafik kunjungan kapal di tahun 2019.

Tabel Pendapatan Cirebon (dalam miliar Rupiah)

Profitabilitas Cirebon

Laba bersih tahun 2019 sebesar Rp7,05 miliar mengalami penurunan sebesar Rp89,10 miliar atau 92,67% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp96,15 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan pendapatan usaha sebesar 33,53% yang terjadi hampir di seluruh segmen usaha kecuali Pengusahaan TBAL, Fasilitas Rupa-Rupa Usaha dan Jasa Kapal, penurunan pendapatan ini disebabkan karena terjadinya peralihan pengusahaan Terminal yang saat ini dikerjasamakan dengan Entitas Anak, walaupun terdapat penurunan beban usaha sebesar 33,78%. Selain hal tersebut penurunan Laba Bersih juga dipengaruhi oleh Pendapatan di Luar usaha tahun 2019 sebesar Rp5,60 miliar mengalami penurunan sebesar Rp88,10 miliar atau 94,02% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp93,70 miliar.

Tabel Profitabilitas Cirebon (dalam miliar Rupiah)

BENGKULU

Cabang Pelabuhan Bengkulu merupakan kota pelabuhan tua yang dijadikan kota pendudukan dan perdagangan oleh Inggris pada abad ke-18 dan ke-19. Cabang Pelabuhan Bengkulu berada di Pulau Baai, sekitar 20 km dari pusat kota Bengkulu. Pelabuhan ini memiliki hinterland yang cukup luas, dengan potensi pertambangan, perkebunan dan kehutanan.

Aktivitas bongkar muat di Cabang Pelabuhan Bengkulu didominasi pelayanan barang curah kering, curah cair dan barang dalam karung dan petikemas, sementara untuk menampung kegiatan pelayanan barang curah kering, pelabuhan ini dilengkapi dengan 3 (tiga) Belt Conveyor pemuatan batu bara untuk percepatan pelaksanaan bongkar muat.

Tabel Fasilitas Cabang Pelabuhan Bengkulu

Tabel Rekapitulasi Data Aset Peralatan Cabang Pelabuhan Bengkulu

Produktivitas Bengkulu

Kenaikan jumlah kunjungan kapal di Bengkulu dalam satuan unit mengalami penurunan 90,81% dari 1.524 unit di tahun 2018 menjadi 140 unit di tahun 2019. Hal tersebut karena penurunan kunjungan kapal luar negeri general cargo serta penurunan kapal dalam negeri general cargo, curah cair dan curah kering.

Arus barang umum general cargo juga mengalami penurunan 99,78% menjadi 172 Ton di tahun 2019 dari sebelumnya sebesar 76.999 Ton di tahun 2018. Hal tersebut karena trafik barang general cargo tidak mencapai anggaran yang dipengaruhi oleh selesainya pembangunan jalan tol dari Lampung ke Palembang sehingga truk yang memakai jasa angkutan laut beralih ke moda transportasi darat.

Realisasi arus petikemas pada tahun 2018 sebesar 26.818 Box menurun 90,93% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 26.818 Box . Dari sisi TEUs petikemas juga mengalami penurunan sebesar 90,97% dari 27.185 TEUs di tahun 2018 menjadi 2.455 TEUs di tahun 2019. Petikemas mengalami penurunan dikarenakan alat-alat konstruksi pembangunan pembangkit listrik yang memiliki bentuk dan ukuran beragam sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menempatkan hook/belt agar cargo dapat diangkat dengan aman.

Tabel Produktivitas Bengkulu

Tabel Utilisasi Fasilitas dan Peralatan Bengkulu

Pendapatan Bengkulu

Pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp79,90 miliar atau 38,65% di atas realisasi pendapatan usaha tahun 2018 sebesar Rp129,76 miliar. Realisasi ini dipengaruhi oleh pengelolaan terminal petikemas terhitung mulai tanggal 1 Januari 2018 dikerjasamakan dengan Entitas Anak yaitu PT IPC Terminal Petikemas.

Tabel Pendapatan Bengkulu (dalam miliar Rupiah)

Profitabilitas Bengkulu

Laba bersih tahun 2019 sebesar Rp10,22 miliar mengalami penurunan sebesar Rp8,05 juta atau 0,08% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp10,23 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan pendapatan usaha sebesar 22,30% yang terjadi hampir di seluruh segmen usaha kecuali Jasa Kapal, Pengusahaan TBAL dan Fasilitas Rupa-Rupa Usaha, penurunan ini disebabkan karena terjadinya peralihan pengusahaan Terminal yang saat ini dikerjasamakan dengan Entitas Anak akan tetapi dapat diimbangi dengan penurunan beban usaha sebesar 27,39% terutama pada Beban Pegawai dan Beban Umum.

Tabel Profitabilitas Bengkulu (dalam miliar Rupiah)

JAMBI

Cabang Pelabuhan Jambi awalnya terletak di kota Jambi (Boom Batu) dan mulai tahun 1996 dipindahkan ke Talang Duku, di hilir Sungai Batanghari, 10 kilometer dari kota Jambi. Sebagian besar kegiatan di Cabang Pelabuhan Jambi, adalah melayani bongkar muat barang curah, baik curah cair maupun curah kering.

Hinterland Pelabuhan Jambi menghasilkan karet, kayu lapis, dan moulding, yang merupakan komoditi ekspor ke Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, Jepang dan Korea. Pelabuhan lain dalam lingkungan Cabang Pelabuhan Jambi adalah Pelabuhan Kuala Tungkal dan Pelabuhan Muara Sabak. Pelabuhan Kuala Tungkal terletak di muara sungai Pengabuan, sekitar 10 mil dari ambang luar. Dermaga Kuala Tungkal, terbuat dari beton sepanjang 156 m, saat ini lebih banyak untuk melayani kapal-kapal penumpang dengan tujuan Batam. Sedangkan Pelabuhan Muara Sabak terletak di sekitar 10 mil dari muara sungai Batanghari dan berada pada segitiga pertumbuhan Indonesia, Malaysia dan Singapura (IMS), serta berdampingan dengan area lintas perdagangan Singapura, Batam dan Johor (SIBAJO). Dengan lokasinya yang strategis, Pelabuhan Muara Sabak, yang memiliki dermaga beton sepanjang 100 meter, akan berperan penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan nasional. Pelabuhan Muara Sabak dirancang untuk menjadi pelabuhan modern yang terintegrasi dengan kawasan industri dan perdagangan. Pelabuhan ini telah dilengkapi dengan terminal petikemas, terminal barang umum, terminal curah kering dan terminal curah cair.

Aktivitas bongkar muat di Cabang Pelabuhan Jambi didominasi pelayanan cargo curah kering, curah cair dan petikemas, terutama untuk komoditas batu bara, pupuk, CPO, BBM, dan perdagangan barang kebutuhan pokok antar pulau.

Tabel Rekapitulasi Data Aset Peralatan Cabang Pelabuhan Jambi

Produktivitas Jambi

General cargo mengalami penurunan 54,61% dari 67.595 Ton di tahun 2018 menjadi 30.684 Ton di tahun 2019. Arus kemasan general cargo mengalami trend kenaikan untuk muatan karet, besi, dan tiang pancang untuk konstruksi.Sedangkan untuk bag kargo dan curah kering mengalami penurunan diakibatkan dermaga yang dipakai untuk bongkar muat curah cair mengalami kerusakan sehingga siklus kunjungannya terganggu.

Realisasi arus petikemas pada tahun 2019 sebesar 35,272 Box menurun 10,10% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 39.235 Box. Dari sisi TEUs petikemas juga mengalami penurunan sebesar 4,99% dari 48.976 TEUs di tahun 2018 menjadi 46.532 TEUs di tahun 2019. Penurunan tersebut antara lain disebabkan karena Cabang Pelabuhan Jambi tidak memiliki alat QCC.

Tabel Utilisasi Fasilitas dan Peralatan Jambi

Pendapatan Jambi

Pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp107,48 miliar atau 91,35% di atas realisasi pendapatan usaha tahun 2018 sebesar Rp56,17 miliar. Realisasi ini dipengaruhi oleh pengelolaan terminal petikemas terhitung mulai tanggal 1 Januari 2018 dikerjasamakan dengan Entitas Anak yaitu PT IPC Terminal Petikemas.

Tabel Pendapatan Jambi (dalam miliar Rupiah)

Profitabilitas Jambi

Laba bersih tahun 2019 sebesar Rp6,99 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp3,39 miliar atau 94,18% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp3,60 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan usaha sebesar 9,06% terutama pada segmen Pengusahaan TBAL dan Fasilitas Rupa- Rupa Usaha disertai dengan penurunan beban usaha sebesar 2,73% terutama pada Beban Bahan.

Tabel Profitabilitas Jambi (dalam miliar Rupiah)

PANGKAL BALAM

Cabang Pelabuhan Pangkal Balam terletak di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Cabang Pelabuhan Pangkal Balam dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti dermaga sepanjang 787 meter, fasilitas penumpukan, terminal penumpang, serta lapangan parkir. Pelabuhan Pangkal Balam melayani angkutan barang ekspor impor, perdagangan antar pulau dan angkutan penumpang dengan tujuan Jakarta dengan kapal Feri/Ro-Ro dan tujuan Tanjung Pandan dengan jetfoil/kapal cepat.

Pelabuhan lainnya adalah Pelabuhan Muntok, yang berada di pantai barat sebelah utara Pulau Bangka. Pelabuhan lainnya adalah Pelabuhan Sungai Selan di pedalaman sebelah selatan Pulau Bangka berdermaga kayu sepanjang 118 m, serta Pelabuhan Belinyu yang memiliki dermaga beton sepanjang 101 m.

Tabel Fasilitas Cabang Pelabuhan Pangkal Balam, Bangka Belitung

Tabel Rekapitulasi Data Aset Peralatan Cabang Pelabuhan Pangkal Balam, Bangka Belitung

Produktivitas Pangkal Balam

Kunjungan kapal di Pangkal Balam dalam satuan unit menurun sebesar 10,73% dari 2,815 unit di tahun 2018 menjadi 2,513 unit di tahun 2019. Dari sisi TEUs juga mengalami penurunan sebesar 14,52% dari 3.666.115 GT di tahun 2018 menjadi 3.133.781 GT di tahun 2019. Penurunan tersebut karena penurunan trafik kunjungan kapal dari luar negeri maupun dalam negeri.

Arus kemasan barang bag cargo, curah cair, curah kering dan lainnya mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dikarenakan menurunnya jumlah permintaan terhadap barang tersebut.

Realisasi arus petikemas pada tahun 2019 sebesar 51.945 Box menurun 6,54% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 55.580 Box. Dari sisi TEUs petikemas juga mengalami penurunan sebesar 6,47% dari 55.870 TEUs di tahun 2018 menjadi 52.258 TEUs di tahun 2019. Penurunan tersebut sejalan dengan penurunan kunjungan kapal di Pangkal Balam dari kapal curah cair, kapal petikemas.

Tabel Produktivitas Pangkal Balam

Tabel Utilisasi Fasilitas dan Peralatan Pangkal Balam

Pendapatan Pangkal Balam

Pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp46,38 miliar atau 26,82% di atas realisasi pendapatan usaha tahun 2018 sebesar Rp36,57 miliar. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan persediaan barang kebutuhan Natal dan Tahun Baru serta adanya kenaikan tarif jasa penundaan.

Tabel Pendapatan Pangkal Balam (dalam miliar Rupiah)

Profitabilitas Pangkal Balam

Laba bersih tahun 2019 sebesar Rp0,65 miliar mengalami penurunan sebesar Rp2,97 miliar atau 82,01% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp3,62miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan pendapatan usaha sebesar 39,54% yang terjadi hampir di seluruh segmen usaha kecuali Pengusahaan TBAL, penurunan ini disebabkan karena terjadinya peralihan pengusahaan Terminal yang saat ini dikerjasamakan dengan Entitas Anak akan tetapi terdapat penurunan beban usaha sebesar 31,37%.

Tabel Profitabilitas Pangkal Balam (dalam miliar Rupiah)

TANJUNG PANDAN

Cabang Pelabuhan Tanjung Pandan berada di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Sejak 11 Juni 2011, Cabang Pelabuhan Tanjung Pandan memiliki terminal penumpang yang dikenal dengan Pelabuhan Laskar Pelangi untuk mendukung kemajuan pariwisata di Pulau Belitung. Untuk mendukung kemajuan pariwisata tersebut, Cabang Pelabuhan Tanjung Pandan telah direnovasi menjadi terminal modern berkapasitas 200 penumpang yang dilengkapi ruang VIP dan pertokoan.

Pelabuhan Tanjung Pandan memiliki hinterland yang meliputi 80.000 hektar, perkebunan kelapa sawit dan komoditas lain seperti kaolin, granit, dan pasir kuarsa.

Tabel Fasilitas Cabang Pelabuhan Tanjung Pandan, Bangka Belitung

Tabel Rekapitulasi Data Aset Peralatan Cabang Pelabuhan Tanjung Pandan, Bangka Belitung

Produktivitas Tanjung Pandan

Kunjungan kapal mengalami kenaikan dalam satuan unit sebesar 14,87% dari 881 unit di tahun 2018 menjadi 1.012 unit di tahun 2019 dikarenakan kunjungan kapal yang masuk ke pelabuhan meningkat demikian pula dalam satuan GT yang meningkat sebesar 8,04% dari 438.736 GT di tahun 2018 menjadi 474.026 GT di tahun 2019.

Untuk arus kemasan bag cargo mengalami penurunan 2,03% dari 504,246 Ton di tahun 2018 menjadi 494.012 Ton di tahun 2019 dan curah cair juga mengalami penurunan sebesar 54,70%. Penurunan tersebut karena turunnya permintaan akan komoditi tersebut.

Realisasi arus petikemas dalam satuan Box pada tahun 2019 sebesar 12.863 Box menurun 8,51% dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 14.060 Box. Dari sisi TEUs petikemas juga mengalami peningkatan sebesar 23,81% dari 11.356 TEUs di tahun 2017 menjadi 14.060 TEUs di tahun 2018. Hal ini disebabkan perubahan kontainerisasi yaitu perubahan kemasan dari bag cargo dan general cargo kepada petikemas agar barang lebih aman.

Tabel Produktivitas Tanjung Pandan

Tabel Utilisasi Fasilitas dan Peralatan Tanjung Pandan

Pendapatan Tanjung

Pandan Pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp18,97 miliar atau 129,40% di atas realisasi pendapatan usaha tahun 2018 sebesar Rp8,27 miliar. Hal ini ini dipengaruhi oleh meningkatnya trafik kunjungan kapal di tahun 2019.

Tabel Pendapatan Tanjung Pandan (dalam miliar Rupiah)

Profitabilitas Tanjung

Pandan Laba bersih tahun 2019 sebesar Rp0,10 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp0,03 miliar atau 47,98% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp0,07 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan pendapatan usaha sebesar 19,90% terutama pada segmen Jasa Barang dan Pelayanan Terminal, penurunan ini disebabkan karena terjadinya peralihan pengusahaan Terminal yang saat ini dikerjasamakan dengan Entitas Anak akan tetapi terjadi penurunan beban usaha sebesar 26,46% terutama pada Beban Pegawai.

Tabel Profitabilitas Tanjung Pandan (dalam miliar Rupiah)

SUNDA KELAPA

Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan di Teluk Jakarta yang menjadi persinggahan pelayaran antar bangsa semasa Pemerintahan Portugis sejak 1527. Pelabuhan Sunda Kelapa mulai dikenal pada abad ke-12 sebagai pelabuhan yang disinggahi oleh kapal-kapal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan dan Timur Tengah yang membawa porselen, kopi, kain sutra, dan sebagainya untuk ditukar dengan rempah-rempah dan hasil perkebunan lainnya.

Pelabuhan Sunda Kelapa kini merupakan pelabuhan bongkar muat barang dan petikemas. Pelabuhan ini disinggahi kapalkapal antar pulau dan pelayaran rakyat yang menggunakan kapal Phinisi atau Bugis Schooner dengan bentuknya yang khas. Komoditas yang diangkut selain kayu adalah bahan kebutuhan pokok, barang kelontong, dan bahan bangunan.

Tabel Fasilitas Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa, DKI Jakarta

Tabel Rekapitulasi Data Aset Peralatan Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa, DKI Jakarta

Produktivitas Sunda

Kelapa Kunjungan kapal yang mengalami penurunan 5,94% dalam satuan unit menjadi 3.184 di tahun 2018, demikian pula kapal dalam satuan GT mengalami penurunan 2,97% dari 2.873.932 GT di tahun 2018 menjadi 2.788.480 GT di tahun 2019 dikarenakan peningkatan trafik arus kunjungan kapal pelabuhan rakyat.

Untuk muatan general cargo mengalami peningkatan 0,99% dari 946.228 Ton di tahun 2018 menjadi 1.033.475 Ton di tahun 2019. Peningkatan tersebut berasal dari kenaikan dari muatan general cargo untuk komoditi besi, barang elektronik, kendaraan roda dua, alat-alat proyek.

Sedangkan untuk kemasan bag cargo, curah cair dan curah kering mengalami penurunan akibat menurunnya permintaan pupuk, semen, terigu, beras, pakan ternak, pasir dan CPO.

Realisasi arus petikemas pada tahun 2019 sebesar 86.373 Box meningkat 9,40% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 78.953 Box . Dari sisi TEUs petikemas juga mengalami peningkatan sebesar 10,31% dari 80.701 TEUs di tahun 2018 menjadi 89,018 TEUs di tahun 2019. Hal ini disebabkan karena Perubahan pola kemasan dari bag cargo ke petikemas terutama untuk muatan semen dan pupuk.

Tabel Produktivitas Sunda Kelapa

Tabel Utilisasi Fasilitas dan Peralatan Sunda Kelapa

Pendapatan Sunda

Kelapa Pendapatan usaha tahun 2019 sebesar Rp56,55 miliar atau 0,09% di bawah realisasi pendapatan usaha tahun 2018 sebesar Rp56,61 miliar. Hal ini ini dipengaruhi oleh turunnya trafik kunjungan kapal dan arus barang.

Tabel Pendapatan Sunda Kelapa (dalam miliar Rupiah)

Profitabilitas Sunda Kelapa

Laba bersih tahun 2019 sebesar Rp4,02 miliar mengalami penurunan sebesar Rp4,74 miliar atau 54,13% dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2018 sebesar Rp8,76 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan pendapatan usaha sebesar 0,09% yang terutama pada segmen Pengusahaan TBAL yang disertai dengan peningkatan beban usaha sebesar 10,47%.

Tabel Profitabilitas Sunda Kelapa (dalam miliar Rupiah)

LALU LINTAS PELABUHAN

KUNJUNGAN KAPAL

Secara keseluruhan kunjungan kapal pada tahun 2019 terealisasi sebesar 33.071 unit dan 209.113.340 GT. Dibandingkan dengan tahun 2018, dalam satuan unit turun 7,55% dan dalam GT turun 6,77%. Hal tersebut karena turunnya jumlah jumlah kunjungan rata-rata di beberapa wilayah kerja Perseroan terutama arus kunjungan kapal dalam dan luar negeri di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pintu gerbang perekonomian. Secara rinci, kinerja kunjungan kapal dapat dijelaskan sebagai berikut:

KUNJUNGAN KAPAL LUAR NEGERI

Kunjungan kapal luar negeri dalam satuan unit kapal tahun 2019 mengalami penurunan 8,71% dari 6.323 unit di tahun 2018 menjadi 5.772 unit di tahun 2019. Sedangkan dalam satuan GT kapal tahun 2019 sebesar 118.092.195 GT turun 3,18% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 121.973.477 GT. Hal tersebut antara lain dipengaruhi trafik kunjungan kapal luar negeri yang secara keseluruhan dalam satuan GT mengalami penurunan pada Pelabuhan Tanjung Priok, Panjang, Palembang, Teluk Bayur, Cirebon, Banten, Jambi, Bengkulu dan Pangkal Balam.

KUNJUNGAN KAPAL DALAM NEGERI

Kunjungan kapal luar negeri dalam satuan unit kapal tahun 2019 sebanyak 23.939 unit, turun 8,69% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 26.218 unit. Sedangkan dalam satuan GT kapal tahun 2019 sebesar 89.695.416 GT turun 11,15% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 100.908.199 GT. Trafik kunjungan kapal dalam negeri dalam satuan unit mengalami penurunan antara lain di Pelabuhan Tanjung Priok, Panjang, Palembang, Teluk Bayur, Pontianak, Cirebon, Banten, Sunda Kelapa, Jambi, Bengkulu, Pangkal Balam dan Tanjung Pandan.

KUNJUNGAN KAPAL PELAYARAN RAKYAT

Kunjungan kapal pelayaran rakyat dalam satuan unit kapal tahun 2019 sebesar 3.024 unit, meningkat 4,28% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 2.900 unit. Sedangkan dalam satuan GT kapal tahun 2019 sebesar 561.597 GT naik 4,32% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 538.325 GT. Hal tersebut karena kenaikan trafik di Pelabuhan Panjang, Palembang, Teluk Bayur, Sunda Kelapa, jambi dan Tanjung Pandan serta meningkatnya perdagangan di sekitar pelabuhan terhadap kebutuhan masyarakat yang di bawa oleh kapal rakyat atau kapal kayu dengan ukuran kapal yang kecil.

KUNJUNGAN KAPAL PELAYARAN PERINTIS

Kunjungan kapal pelayaran perintis dalam satuan unit kapal tahun 2019 sebesar 163 unit, meningkat 10,14% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 148 unit. Sedangkan dalam satuan GT kapal tahun 2019 sebesar 201.916 GT naik 25,66% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 160.684 GT.

KUNJUNGAN KAPAL NEGARA/TAMU

Kunjungan kapal negara/tamu dalam satuan unit kapal tahun 2019 sebesar 184 unit, meningkat 1,10% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 182 unit. Sedangkan dalam satuan GT kapal tahun 2019 sebesar 604.642 GT turun 15,78% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 717.934 GT. Hal tersebut karena peningkatan kunjungan kapal negara dan tamu di Cabang Tanjung Priok dan Palembang.

ARUS BARANG

Secara keseluruhan, realisasi arus barang dalam kemasan tahun 2019 untuk satuan Ton sebesar 60.035.441, sedangkan untuk kemasan petikemas dalam satuan Box, mencapai 5.616.445 dan dalam satuan TEUs sebesar 7.660.485 TEUs sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2018. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal dimana permasalahan terkait black campaign di Eropa terhadap sawit Indonesia sehingga ekspor tersendat, terlambatnya musim panen untuk komoditi buah-buahan yang menjadi andalan ekspor khususnya Lampung, serta belum terealisasinya akuisisi PT Krakatau Bandar Samudra (KBS).

Tabel Arus Barang

ARUS BARANG GENERAL CARGO

Arus barang general cargo tahun 2019 mencapai 12.206.856 Ton, turun 13,97% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 14.188.647 Ton. Arus barang general cargo (umum) mengalami penurunan karena telah selesainya pembangunan jalan tol dari Lampung ke Palembang sehingga truk yang menggunakan jasa angkutan laut beralih moda ke transportasi darat.

ARUS BARANG DALAM KARUNG

Arus barang bag cargo tahun 2019 mencapai 4.032.931 Ton, turun 16,85% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 4.850.049 Ton. Arus barang bag cargo mengalami penurunan terutama untuk barang komoditi semen in bag, karet in bag dan pupuk bag. Hal ini disebabkan perubahan pola kemasan dan kontainerisasi yang lebih banyak mengguntungkan baik dari segi penanganan bongkar muat dan moda transportasinya.

ARUS BARANG CURAH CAIR

Arus barang curah cair tahun 2019 mencapai 10.159.602 Ton, naik 0,33% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 10.126.169 Ton.

ARUS BARANG CURAH KERING

Arus barang curah kering tahun 2019 mencapai 28.298.590 Ton, naik 5,85% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 26.734.504 Ton.

ARUS BARANG PETIKEMAS

Arus barang petikemas dalam satuan Box tahun 2019 mencapai 5.626.653 Box, turun 0,51% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 5.655.416 Box. Sedangkan dalam satuan TEUs tahun 2019 sebesar 7.660.485 TEUs meningkat 0,26% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 7.640.312 TEUs. Hal tersebut antara lain karena realisasi arus barang petikemas dalam satuan box tahun 2019 berada di bawah RKAP.

ARUS BARANG DALAM KEMASAN LAINNYA

Arus barang dalam kemasan lainnya tahun 2019 mencapai 5.338.646 Ton, turun 12,08% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 6.071.882 Ton.

ARUS PETIKEMAS

Tabel Arus Petikemas

TERMINAL KONVENSIONAL

Realisasi arus petikemas di dermaga konvesional tahun 2019 dalam satuan Box sebesar 2.328.567 Box, turun 8,51% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 2.291.7562 Box. Sedangkan dalam satuan TEUs tahun 2019 sebesar 2.877.671 TEUs, turun 89,84% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 2.805.459 TEUs. Hal tersebut karena trend petikemas ekspor dan impor yang mengalami penurunan.

TERMINAL PETIKEMAS

Realisasi arus petikemas di dermaga petikemas tahun 2019 dalam satuan Box sebesar 3.287.878 Box, naik 2,57% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 3.363.660 Box. Sedangkan dalam satuan TEUs tahun 2019 sebesar 4.782.814 TEUs, turun 2,25% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 4.834.854 TEUs. Hal tersebut dipengaruhi oleh trafik petikemas di Terminal petikemas yang tidak mencapai target anggaran di beberapa wilayah kerja IPC TPK yaitu Pelabuhan Panjang, Palembang, Pontianak dan Jambi.

ARUS PENUMPANG

Realisasi arus penumpang pada tahun 2019 mencapai 1.138.179 orang meningkat 59,20% dibandingkan tahun 2018 yang sebanyak 714.931 orang. Kenaikan arus penumpang diakibatkan peralihan moda transportasi dari pesawat udara ke transportasi laut akibat tingginya harga tiket pesawat dan mudik gratis yang dilakukan oleh Direktorat Perhubungan Laut pada Hari Raya Idul Fitri untuk menggunakan kapal laut. Pelaksanaan mudik gratis ini merupakan kerjasama dengan PT Pelayaran Nasional (PELNI). Trafik penumpang yang mengalami peningkatan terdapat pada Pelabuhan Tanjung Priok, Palembang, Teluk Bayur, Pontianak, Sunda Kelapa, Pangkal Balam dan Tanjung Pandan. Adapun rinciannya dijelaskan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel Arus Penumpang

'

346

PT Pelabuhan Indonesia II ( Persero ) Annual Report 2019

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA