Anak bayi demam tidur terkejut kejut

Muntah pada bayi adalah kondisi yang cukup umum terjadi. Bayi yang baru lahir akan sering muntah di minggu-minggu pertama karena ia masih membiasakan diri dengan makanan yang masuk. Menangis dan batuk yang berlebihan juga dapat memicu refleks muntah. Anak Anda juga mungkin muntah karena kekenyangan. Muntah masih wajah jika tidak diikuti oleh demam dan tidak ada darah atau cairan empedu berwarna hijau di muntahannya. Jika setelah anak muntah pun ia tidak rewel, masih bisa bermain, dan tetap mau makan, anda tak perlu khawatir.

Namun jika muntahannya berwarna hijau barulah Anda harus waspada. Ini mungkin menandakan adanya sumbatan pada ususnya. Selain itu, perhatikan juga apakah anak mendadak lemas dan tidak responsif setelah muntah; kulit pucat dan dingin atau tidak; apakah anak masih mau makan atau justru menolaknya; apakah perutnya bengkak; apakah ia muntah lebih dari tiga kali dalam 24 jam atau berlangsung selama lebih dari tiga hari dan disertai demam.

Segera pergi ke dokter jika muncul satu-dua gejala bayi sakit di atas. Juga apabila bayi muntah-muntah sementara menunjukkan gejala dehidrasi, seperti mulut kering, menangis meraung tapi tidak mengeluarkan air mata, dan buang air kecil tidak sesering biasanya.

3. Menangis terus-menerus

Menagis terus menerus bisa jadi tanda kolik atau sedang tantrum. Tapi jika tangisannya terus berlanjut bahkan sudah tak lagi mengeluarkan air mata, Anda harus waspada. Tangisan tanpa air mata yang diikuti dengan mulut kering dan tidak pipis, bisa jadi anak Anda sedang mengalami dehidrasi berat.

4. Kejang-kejang

Kejang pada bayi umumnya berbeda dengan apa yang sering dialami oleh orang dewasa. Kejang pada bayi biasanya diawali atau disertai demam, sehingga disebut kejang demam (step). Kejang demam sering terjadi pada sekitar 2-4% anak berumur 6 bulan hingga 5 tahun. Gejala yang timbul saat kejang demam antara lain adalah kekakuan otot, kelojotan sekujur tubuh, mata berkedip-kedip kosong, atau tidak merespon saat namanya dipanggil.

Penyebab kejang demam adalah demam tinggi akibat peradangan atau infeksi. Ada anak yang kejang saat suhu tubuh 38 derajat C, namun ada anak yang baru kejang saat suhunya di atas 40 derajat C. Diduga faktor genetik juga berperan dalam kejadian kejang demam, terutama jika ada riwayat epilepsi dalam keluarga.

Untuk mengatasi anak kejang, jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut. Jangan pula memaksa membuka mulutnya. Jangan minumkan kopi. Jangan menahan kaki atau tangan anak dengan paksa saat kejang, karena dapat menimbulkan patah tulang.

Bawa ke dokter sesegera mungkin untuk mencari tahu apa penyebabnya. Ukur suhu anak saat kejang, amati seberapa lama kejang dan apa yang terjadi saat kejang, karena informasi ini sangat berguna bagi dokter anak Anda.

Demam merupakan hal yang sering terjadi pada bayi. Biasanya ketika demam bayi akan sulit tidur dan sering menangis. Namun ada beberapa bayi yang saat mengalami demam tidurnya akan cenderung kagetan. Bahayakah?

Bayi panas kalau tidur kagetan bisa diatasi dengan perawatan ala rumahan. Namun jika bayi anda kaget terus menerus tidak disertai dengan menangis dan tidak merespon anda, ada baiknya anda segera membawa bayi anda ke dokter. Memang tidak selalu merupakan gejala kejang demam, namun tidak ada salahnya kan berhati-hati demi keselamatan si buah hati? Semoga sedikit artikel ini membantu Ibu untuk lebih waspada ya…

“Ketika Si Kecil mengalami demam, wajar apabila dirinya sering menangis (rewel) dan mudah marah. Sebab, demam juga seringkali disertai dengan tubuh yang lesu, nyeri, dan sakit kepala. Namun, ada beberapa gejala lain yang perlu ibu waspadai ketika anak demam. Contohnya seperti gangguan pencernaan, penurunan kesadaran, hingga kejang.”

Halodoc, Jakarta - Demam terjadi ketika suhu tubuh mengalami peningkatan lebih dari 38 derajat Celsius, dan umumnya diakibatkan karena peradangan. Masalah kesehatan ini paling sering menyerang anak, karena pada usia ini sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna. Munculnya demam pada anak menandakan respons tubuh saat sel antibodi melawan virus dan bakteri penyakit.



Demam memang terkadang bisa mereda dengan sendirinya tanpa perlu penanganan medis khusus. Beberapa kasus demam juga membaik setelah pemberian obat pereda atau penurun panas. Akan tetapi, jika demam anak diikuti oleh beberapa gejala berikut ini, ibu perlu waspada dan segera membawa anak ke rumah sakit terdekat. 

Gejala yang Perlu Diwaspadai Saat Anak Demam

Berikut adalah gejala penyerta yang perlu diwaspadai saat anak demam, antara lain: 

1. Gangguan Pencernaan

Ketika Si Kecil mengalami demam yang disertai dengan buang air besar (BAB) terus-menerus, bisa jadi ia terkena diare atau tifus. Diare ditandai dengan peningkatan frekuensi BAB, biasanya lebih dari tiga kali sehari dengan feses berbentuk cair. Gangguan medis ini bisa terjadi karena beberapa faktor, misalnya infeksi bakteri, virus, parasit, reaksi obat, dan sensitif terhadap makanan tertentu.

Selain itu, anak mungkin juga akan mengalami beberapa gejala lain, seperti mual, muntah, dan penurunan nafsu makan. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, Si Kecil akan berisiko mengalami dehidrasi. Waspada apabila diare terjadi saat usia sang buah hati kurang dari 5 tahun. Pasalnya, diare pada usia tersebut berpotensi menyebabkan dehidrasi yang bisa mengancam nyawa.

2. Penurunan Kesadaran 

Coba perhatikan, apakah demam yang dialami anak disertai dengan penurunan kesadaran atau terlihat sulit dibangunkan, kurang aktif, selalu mengantuk, dan tidak merespons saat diajak bicara? Jika iya, bawa segera anak ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis. 

Bukan tanpa alasan, demam yang disertai dengan penurunan kesadaran bisa menjadi tanda DBD, terlebih jika muncul ruam merah pada tubuhnya. Jika tidak segera ditangani, anak bisa mengalami gejala DSS (dengue shock syndrome), seperti mimisan, gusi berdarah, muntah berdarah, dan feses berdarah.

3. Kejang

Kejang terjadi akibat peningkatan suhu tubuh secara ekstrem. Kondisi ini biasanya muncul ketika suhu tubuh berada di atas 38 derajat Celsius. Masalah kesehatan ini lebih rentan terjadi pada anak berumur 6 bulan hingga 5 tahun. Kejang demam sendiri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

  • Kejang demam sederhana yang terjadi hanya satu kali dalam 24 jam dengan durasi kejang kurang dari 15 menit. Kejang umumnya terjadi pada seluruh tubuh, tidak hanya pada sebagian tubuh.
  • Kejang demam kompleks yang demam tipe terjadi lebih dari 15 menit atau lebih dari satu kali dalam 24 jam. Kejang hanya terjadi pada sebagian tubuh.

Kejang demam sederhana jarang mengakibatkan kerusakan otak ataupun kecacatan mental. Kondisi ini juga bukan merupakan tanda epilepsi. Sebaliknya, kejang demam kompleks terbilang sangat berbahaya jika tidak segera ditangani.

Selain tiga gejala yang sudah disebutkan, ada pula gejala yang wajar dialami oleh Si Kecil ketika mengalami demam, seperti sering menangis (rewel) dan mudah marah. Biasanya, demam juga disertai dengan tubuh yang lesu, nyeri, dan sakit kepala.

Apabila Si Kecil mengalami demam, ibu bisa menemaninya agar ia merasa nyaman. Jika memang dibutuhkan, berikan obat penurun panas yang bisa ibu dapatkan dengan mudah di apotek. 

Kalau ibu tidak memiliki stok di rumah, ibu bisa cek kebutuhan obat penurun panas pada aplikasi Halodoc. Tentunya tanpa perlu lagi keluar rumah atau menunggu berlama-lama di apotek. Jadi, jangan sampai ibu tidak punya aplikasi

Kenapa anak tidur sering kaget saat demam?

Jika anak atau seseorang mengalami demam, mereka bisa mengalami kaget-kaget atau mengigau karena rasa tidak nyaman pada tubuhnya saat ini. Selain itu perlu Anda perhatikan apakah terkejut dialami saat tidur atau saat beraktivitas.

Apakah anak demam sering kaget?

Adanya gerakan kaget yang ditunjukkan anak Anda saat demam merupakan keluhan yang sering dialami terutama pada balita dengan demam lebih dari 38,5 derajat Celsius pada pemeriksaan suhu tubuh di ketiak dengan termomter digital atau permukaan tubuh dengan termometer infra merah.

Kapan harus waspada saat anak demam?

Ini Tanda Demam Berbahaya pada Anak Anak mengalami suhu badan lebih dari 40 derajat celsius. Anak mengalami demam tinggi yang terjadi lebih dari 72 jam. Anak demam tinggi disertai dengan kejang-kejang. Anak mengalami penurunan kesadaran, dan sangat sulit dibangunkan saat tidur.

Kenapa badan anak panas tapi kaki dingin?

Dikutip dari Healthline, anak demam tapi tangan dan kaki dingin memang bisa terjadi. Penyebab kondisi tersebut yakni adanya sirkulasi darah baru dan sistem kekebalan tubuh anak sibuk melawan kuman di area tubuh yang lain.