2 jelaskan bagaimana cara mengatasi konflik dengan keberagaman sosial budaya

_Menko PMK Bicara Dampak Transformasi Digital di  The 4th SEASIA Biennial Conference 2022_

KEMENKO PMK - Selama dua dekade terakhir, kondisi politik dan sosial ekonomi di banyak negara termasuk Asia Tenggara telah mengalami perubahan dramatis yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Tidak hanya krisis politik dan konflik sosial, serta efek raksasa dari perkembangan digital, tetapi juga dampak luar biasa dari perubahan iklim dan COVID-19. 

Perubahan itu juga dipicu dari dampak transformasi digital dan diperkuat oleh tren global yang sedang berlangsung, seperti perubahan demografis, urbanisasi yang cepat, peningkatan migrasi internasional, dan ketergantungan yang kuat pada teknologi digital.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, ketahanan Sosial dan Budaya di Asia Tenggara sangat diperlukan untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi, terutama dalam mengatasi krisis-krisis yang terjadi di banyak tempat.

Adapun Asia Tenggara adalah wilayah yang kaya dan padat penduduk serta terdiri dari banyak variasi sosial dan budaya. Negara-negara ASEAN adalah rumah bagi berbagai kelompok sosial dan etnis dan agama. Keragaman sosial budaya beserta kekayaan sumber daya alam dan masyarakatnya ini merupakan aset potensial untuk keluar dari kesulitan yang terjadi akibat disrupsi. 

“Dengan pengalaman dari berbagai negara, kawasan ini memberikan banyak contoh bagaimana negara dan orang-orang dengan karakteristik seperti itu dapat mengatasi situasi dan kerentanan ini dengan mengandalkan aset mereka dan membangun ketahanan mereka,” ungkap Muhadjir saat menjadi Keynote Speaker pada melalui kegiatan The 4th SEASIA (Southeast Asian Studies in Asia) Biennial Conference 2022 di Hotel Le Meridien Jakarta, Kamis (9/6).

Keberhasilan Asia Tenggara dalam melewati kesulitan tidak diragukan lagi telah banyak dipengaruhi oleh ketahanan sosial dan budaya mereka. Upaya pemerintah di semua tingkatan untuk meningkatkan kewaspadaan virus dan masyarakat yang divaksinasi, misalnya, banyak didukung oleh peran aspek sosial dan budaya.

“Apalagi, atmosfer di Asia Tenggara dihasilkan dari keragaman budaya, etnis, dan agama di kawasan itu. Oleh karena itu, manusia dan budayanya terkait erat atau memainkan peran penting dalam keberlanjutan masyarakat,” tambahnya.

Kebudayaan merupakan akar dan salah satu unsur penting untuk membangun ikatan dan ketahanan sosial, termasuk dalam meminimalisir konflik sosial yang berpotensi menghambat pencapaian kemajuan. Di negara-negara Asia Tenggara, baik individu maupun komunitas dengan ikatan dan komunitas mereka telah bekerja keras untuk mengatasi tantangan dan menghindari jebakan yang lebih buruk, sehingga membangun ketahanan.

Banyak contoh telah menunjukkan bahwa ketahanan yang terbentuk dari masyarakat, bahkan dari masyarakat yang beragam, adalah hal yang penting untuk menghadapi perkembangan, transformasi, dan adaptasi terhadap keadaan baru.

Oleh karena itu, daripada mengkambinghitamkan keragaman dan menyoroti masyarakat yang lemah sebagai hambatan untuk mencapai perbaikan, lebih fokus pada keragaman dan inklusivitas masyarakat akan jauh lebih penting dan bermanfaat dalam pembangunan masa depan. Sudah saatnya mengubah cara pandang dan paradigma lebih ke aspek 'manusia' dan masyarakat.

“Saya berharap akan ada lebih banyak kesempatan, seperti konferensi SEASIA ini dapat dijadikan sebagai peluang positif, tidak hanya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tetapi juga untuk mempelajari strategi yang lebih baik yang akan berkontribusi pada perbaikan di Asia Tenggara,” tutupnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala BRIN Dr. Laksana Tri Handoko, Mendikbudristekdikti Nadiem Makarim,  Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri Dr. Yayan GH Mulyana, Leiden Institute of Cultural Anthropology and Sociology Prof. Bart Barendregt, Chairman of SEASIA Consortium Prof. Hsin-Huang Michael Hsiao, dan the Organizing Committee of the 4' SEASIA Biennial Conference 2022 Dr. Yanu Endar Prasetyo.

Pencegahan konflik dilakukan melalui empat cara. Ada empat pencegahan konflik, yaitu mulai dari memelihara dalam kondisi masyarakat. Membangun sistem pencegahan juga merupakan langkah untuk pencegahan konflik.

Konflik sosial adalah perseteruan dan atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasional.

Sedangkan penanganan konflik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam situasi dan peristiwa baik sebelum pada saat, maupun sesudah terjadi konflik yang mencakup pencegahan konflik, penghentian konflik, dan pemulihan pascakonflik.

Sementara itu, pencegahan konflik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya Konflik dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sistem peringatan dini. Dan penghentian konflik adalah serangkaian kegiatan untuk mengakhiri kekerasan, menyelamatkan korban, membatasi perluasan dan eskalasi konflik, serta mencegah bertambahnya jumlah korban dan kerugian harta benda.

Baca Juga:

Jadi, pemulihan pascakonflik adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan keadaan dan memperbaiki hubungan yang tidak harmonis dalam masyarakat akibat Konflik melalui kegiatan rekonsiliasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi.

Masalah sosial dapat menyebabkan konflik. Masalah sosial yang satu ini tidak mudah menanganinya karena menyangkut soal keyakinan, sehingga butuh penanganan secara berkesinambungan dengan pendekatan-pendekatan yang bijak.

Contoh lain masalah sosial yang ditimbulkan oleh faktor ini adalah: a. Gerakan separatis, gerakan separatis non pemerintah.

b. Keyakinan yang tidak benar adanya, misalnya percaya pada mitos-mitos tertentu.

Jadi, berdasarkan UU No. 7 Tahun 2012 Tentang Penanganan Konflik Sosial pada Pasal 6 dijelaskan bahwa pencegahan Konflik dilakukan dengan upaya:

a.memelihara kondisi damai dalam masyarakat;

b.mengembangkan sistem penyelesaian perselisihan secara damai;

c.meredam potensi konflik; dan

d.membangun sistem peringatan dini.

Perilaku yang Sesuai Terhadap Keberagaman Budaya di Indonesia

2 jelaskan bagaimana cara mengatasi konflik dengan keberagaman sosial budaya

Keberagaman budaya di Indonesia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan kebudayaan nasional. Keberagaman adat kebudayaan yang ada, bisa menjadi kekuatan dan kekayaan bangsa Indonesia jika kita memiliki sikap toleransi dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Keragaman budaya di Indonesia ada karena faktor geografis sebagai negara kepuluan. Keragaman terjadi juga karena letak Indonesia di jalur pelayaran perdagangan dunia, sehingga interaksi dengan budaya bangsa lain menjad erat.

Indonesia terdiri dari kurang lebih 656 suku bangsa dengan bahasa lokal 300 macam. Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan milik Bangsa Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan sehingga mampu memberikan warna ketentraman dan kedamaian bagi rakyat Indonesia.

Keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakaan kekayaan yang sangat berharga.. Dengan keberagaman untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras, dan agama bukan untuk perpecahan.

Adanya keinginan bangsa Indonesia untuk tetap bersatu mempertahankan kebhinekaan merupakan tanggung jawab kita bersama dimana dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan warga masyarakat.

Didalam keberagaman kita juga harus dapat bersikap toleran, menghargai setiap perbedaan yang ada. Kekayaan budaya yang kita miliki ini merupakan anugerah Tuhan yang Maha Esa yang harus senantiasa kita syukuri, kita jaga, dan kembangkan untuk kesejahteraan bersama. keberagaman budaya masyarakat.

Toleransi perlu ditengah masyarakat yang berbeda-beda. Perbedaan adalah keniscayaan dalam masyarakat. Sebagaimana mestinya seorang saudara, maka tidak boleh untuk saling menjatuhkan karena dia atau mereka berbeda. Terutama, untuk membuat keberagaman di Indonesia tetap berjalan.

Di negara yang lainnya, tentu tidak memiliki keberagaman yang begitu banyak. Memang, tugas masyarakat Indonesia saat ini cukup berat. Karena, harus menjaga keberagaman ini agar tetap lestari.

Menerima perbedaan antara suku, agama dan kebudayaan dapat dimulai dengan lingkungan sekitar terlebih dahulu. Buat lingkungan masyarakat yang nyaman, tentram dan aman. Kemudian, sampaikan kepada saudara yang lainnya bahwa hal ini penting untuk dilakukan.

Lalu, bagaimana perilaku yang sesuai terhadap keberagaman budaya di Indonesia? Sebagai generasi muda, perlu untuk menumbuhkan toleransi dan rasa cinta kepada budaya Indonesia dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti: pawai budaya, festival budaya, dan sebagainya.

Untuk melestarikan budaya daerah serta untuk mendukung persatuan dan kesatuan antara lain:

Ikut berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian budaya, misalnya: mengikuti kompetisi kebudayaan, lomba tari tradisional atau teater, mementaskan budaya tradisional pada acara atau kegiatan tertentu: perayaan HUT Kemerdekaan RI, mengadakan pementasan ketoprak yang berbau perjuangan, mengadakan event-event yang bertujuan untuk mengembangkan bakat bertema melestarikan budaya Indonesia.